Vladimir Putin Jadi Presiden untuk Keempat Kalinya

Proses penghitungan menunjukkan ia berpotensi meraih lebih dari 73 persen suara.

Moscow, IDN Times - Vladimir Putin terpilih kembali menjadi Presiden Rusia setelah memenangkan pemilu pada Minggu (18/3). Ini adalah keempat kalinya ia menduduki posisi tersebut dan kekuasaannya berlangsung hingga 2024. 

1. Putin diprediksi menang dengan raihan lebih dari 73 persen suara

Vladimir Putin Jadi Presiden untuk Keempat KalinyaANTARA FOTO/Kadobnov/POOL via REUTERS
Seperti dilaporkan The Guardian, proses penghitungan suara masih berlangsung.  Putin pun diprediksi bisa menang telak dengan memperoleh lebih dari 73 persen suara. Sedangkan jumlah pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) mencapai 60 persen.
Angka yang dianggap sebagai faktor yang melegitimasi pemerintah tersebut sebenarnya menurun dibandingkan pada pemilu 2012 (65 persen). Pihak Kremlin sendiri sempat mengungkapkan harapan agar jumlah pemilih bisa mendekati angka 70 persen.

Baca Juga: Kena Sensor, Video Anti-Putin Diunggah ke Situs Porno

2. Ada laporan keanehan yang terjadi selama pemungutan suara

Vladimir Putin Jadi Presiden untuk Keempat KalinyaANTARA FOTO/REUTERS/Anton Vaganov

Pemilu presiden Rusia kemarin bukan tanpa kejanggalan-kejanggalan tertentu. Seperti dilaporkan media Jerman Deutsche Welle, kelompok pengawas pemilu paling independen yang dikenal dengan nama Golos mengaku menerima puluhan keluhan berisi laporan lebih dari 2.500 kejanggalan dan pelanggaran di seluruh Rusia.

Sejumlah kejanggalan yang dilaporkan antara lain beberapa kotak suara yang disembunyikan dari kamera pengawas serta perubahan daftar registrasi pemilih di menit-menit terakhir. Keluhan lain yang diterima adalah semakin banyak bos yang memaksa atau menekan karyawan-karyawan mereka untuk memilih Putin. Sedangkan Komisi Pemilu Rusia berkata pihaknya merespons lebih lebih dari 650 klaim pelanggaran.

3. Satu oposisi utama pemerintah dilarang ikut pemilu

Vladimir Putin Jadi Presiden untuk Keempat KalinyaANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Shemetov

Ada delapan kandidat yang menjadi peserta pemilu presiden kemarin, salah satunya adalah jutawan Pavel Grudinin. Namun, tidak ada satupun yang sukses menjadi penantang Putin di bilik pemilu. Sejumlah pihak pun mengarahkan mata kepada musuh utama Putin yang bernama Alexei Navalny.

Pengacara sekaligus aktivis anti-korupsi itu dilarang mencalonkan diri karena statusnya sebagai mantan narapidana. Banyak yang meyakini itu adalah upaya politik dari Kremlin untuk menjaga status quo. Sebelum hari pemungutan suara, Navalny mengerahkan pendukungnya untuk memboikot pemilu.

Dilansir dari NBC News, langkah tersebut diambil Navalny untuk mencegah Putin menjadi presiden lagi. Sebabnya adalah mengincar kemenangan telak tidak mungkin dilakukan jika jumlah pemilih yang datang ke TPS rendah. Sehari sebelum pemilu dikabarkan ada lebih dari 60.000 pendukung Navalny yang menandatangani kesepakatan boikot.

4. Putin adalah pemimpin Rusia terlama kedua setelah Stalin

Vladimir Putin Jadi Presiden untuk Keempat KalinyaANTARA FOTO/REUTERS/Eduard Korniyenko

Terpilihnya kembali Putin sebagai presiden membuatnya pemimpin Rusia kedua yang berkuasa paling lama yaitu 24 tahun. Sebelumnya ada Joseph Stalin yang menguasai Kremlin selama 29 tahun dari tahun 1920-an hingga kematiannya pada 1953.

Putin sendiri memulai karirnya sebagai agen mata-mata dengan KGB dan sempat bertugas di Jerman Timur saat Perang Dingin. Pada 1990-an ia masuk ke Kremlin dengan menjadi ketua keamanan federal di bawah presiden Rusia saat itu, Boris Yeltsin.

Karir politiknya kemudian melesat dengan menjadi perdana menteri. Ia memenangkan Pilpres pada 2000 dan 2004. Sempat dilarang mencalonkan diri kembali, Putin justru ditunjuk jadi perdana menteri. Pada 2012 ia kembali terpilih sebagai presiden.

Baca Juga: Nyapres Lagi, Putin Bisa Jadi Pemimpin Rusia Terlama

Topik:

Berita Terkini Lainnya