4 Polisi Myanmar Ditahan Karena Rekam Penyiksaan Terhadap Warga Rohingya

Keji!

Sejak beberapa hari terakhir, video yang berisi pemukulan warga Rohingya oleh anggota kepolisian Myanmar beredar luas di Facebook. Dalam video tersebut terlihat jelas bagaimana kekejian aparat keamanan yang semestinya menjadi penegak hukum.

Warga Rohingya yang tak bersenjata dipukuli bahkan diinjak oleh petugas kepolisian.

4 Polisi Myanmar Ditahan Karena Rekam Penyiksaan Terhadap Warga RohingyaRoni Bintang/REUTERS

The New York Times melaporkan bahwa video tersebut menunjukkan dua orang petugas kepolisian Myanmar yang memukuli dan menendang warga Rohingya, bahkan anak-anak, yang tak bersenjata. Tak hanya dengan tangan kosong, salah satu petugas bahkan tampak melecut korban dengan sebuah senjata militer. Ketika kejadian ini terjadi, beberapa petugas lainnya hanya menyaksikan dengan pasif. Dalam video tersebut juga nampak puluhan warga Rohingya yang dikumpulkan dan dipaksa duduk di tanah dengan kepala menunduk.

Baca Juga: Myanmar Raih Predikat Penjahat Kemanusiaan Terburuk

Pemerintah Myanmar dikabarkan telah menahan empat petugas kepolisian akibat peristiwa ini.

4 Polisi Myanmar Ditahan Karena Rekam Penyiksaan Terhadap Warga RohingyaMohammad Ponir Hossain/REUTERS/ANTARA FOTO

Setelah video itu mendapat banyak perhatian dari pengguna Facebook dan Youtube, pemerintah Myanmar mulai beraksi. Seperti dikutip dari The Guardian, pemerintah Myanmar dikabarkan telah menahan empat petugas kepolisian yang terlibat dalam insiden tersebut -- termasuk yang merekamnya dengan kamera telepon genggam.

Aung San Suu Kyi yang dianggap sebagai pemimpin de facto Myanmar menyampaikan pernyataan kepada media bahwa pemerintah Myanmar akan melakukan investigasi berkaitan dengan insiden pemukulan warga Rohingya yang terekam kamera tersebut. Pihaknya juga menyebut bahwa video itu diambil pada 5 November 2016 saat "operasi pembersihan" di Desa Kotankauk, Rakhine.

Kecaman internasional terus mengalir dan pemerintah Myanmar diduga telah melakukan pembersihan etnis Rohingya.

4 Polisi Myanmar Ditahan Karena Rekam Penyiksaan Terhadap Warga RohingyaSoe Zeya Tun/REUTERS/ANTARA FOTO

Sejak dimulainya operasi militer pada Oktober 2016 lalu, sudah banyak tuduhan pelanggaran HAM yang secara sistematis dilakukan oleh pemerintah Myanmar. Operasi militer tersebut dilangsungkan setelah para militan bersenjata menyerang petugas perbatasan Myanmar dan membunuh sembilan polisi pada 9 Oktober lalu.

Berbagai kecaman terus mengalir karena pemerintah Myanmar dianggap sengaja melakukan pembersihan etnis Rohingya di mana ini adalah bentuk pelanggaran HAM. Aung San Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian, adalah yang paling sering menjadi target kemarahan publik karena sikap diamnya atas kebrutalan yang dilakukan pemerintah.

Sejumlah pemenang Nobel Perdamaian seperti Malala Yousafzai, Archbishop Desmond Tutu, dan Shirin Ebadi, serta aktivis perdamaian mulai dari Richard Branson, Ariana Huffington, hingga Mo Ibrahim membuat sebuah surat terbuka kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak dan menghentikan tragedi kemanusiaan yang dialami kelompok Rohingya di Myanmar.

Myanmar sendiri sempat mengadakan pertemuan darurat dengan negara-negara anggota ASEAN pada 12 Desember lalu di kota Yangoon. Pemerintah Myanmar menyebut mereka akan berikan akses bantuan kemanusiaan internasional ke wilayah Rakhine. Namun, hingga kini masih belum jelas jenis bantuan apa yang akan diizinkan masuk sebab yang terjadi hingga kini Rakhine masih tertutup bagi bantuan internasional dan media massa.

Baca Juga: Pejabat Senior PBB: Myanmar Sedang Melakukan Upaya Pembersihan Etnis Rohingya

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya