Valentina Sampaio, Model Transgender Pertama yang Mendunia

Sampai muncul di sampul majalah Vogue!

Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) seringkali dipandang sebelah mata. Bahkan, di beberapa negara, termasuk Indonesia, mereka dimusuhi karena dianggap buruk untuk kehidupan masyarakat. Model transgender ini membuktikan bahwa ia bisa jauh lebih besar dari kritikan dan cemoohan yang diterima.

Namanya Valentina Sampaio. Ia menjadi transgender saat masih remaja.

Valentina Sampaio, Model Transgender Pertama yang Menduniainstagram.com/valentts

Sampaio memegang paspor Brazil. Ia lahir di kota Aquiraz, 20 tahun lalu. Sampaio merasakan tak nyaman menjalani hidup sebagai seorang anak laki-laki ketika menginjak umur 8 tahun. Sejak saat itu, ia didukung oleh kedua orangtuanya untuk menjalani beberapa sesi dengan seorang psikolog.

Kepada BuzzFeed, Sampaio mengaku bahwa ia bersyukur karena lingkungannya sangat toleran. "Orang-orang di kota kelahiranku selalu memperlakukanku dengan normal. Aku selalu menjadi seorang perempuan dan aku tak pernah merasakan hal berbeda. Itulah yang aku pancarkan kepada orang lain."

Setelah itu, ketika remaja ia memutuskan untuk secara resmi mengubah identitas gendernya menjadi seorang perempuan. Pada usia 16 tahun, Sampaio mendapat tawaran untuk berjalan di catwalk di pagelaran busana yang diadakan oleh sekolah fashion tempatnya belajar.

Baca Juga: Lawan Standar Kecantikan, Prancis Larang Model Terlalu Kurus

Perjalanan karirnya sebagai model tak selalu mudah.

Valentina Sampaio, Model Transgender Pertama yang Menduniainstagram.com/valentts

Sampaio mengaku bahwa sejak kecil ia memang berimajinasi untuk menjadi seorang model. Ia mengingat kenangan di mana ia suka bergaya di depan kamera dengan meniru para bintang telenovela Brazil.

Ia memilih masuk ke sekolah fashion karena mengira menjadi penata gaya lebih realistis daripada menjadi model. Namun, rupanya jalannya untuk mewujudkan fantasi semasa kecil sempat terbuka. Sayangnya, itu harus dilalui dengan cukup pahit.

Menurutnya, ia dipecat oleh sebuah perusahaan pakaian pada 2014. Itu adalah pekerjaan pertamanya sebagai model. Sampaio diberitahu bahwa perusahaan itu sangat konservatif dan tak ingin ada seorang model transgender yang mewakili merek mereka.

"Itu adalah saat sulit. Rasanya seperti aku salah berada di tempat itu, seperti aku tak layak berada di sana. Reaksiku saat itu hanya yang penting segera keluar dari situasi tersebut," ujar Sampaio. Meski mengalami kejadian seperti itu, ia terus berusaha untuk maju.

Karirnya perlahan melesat. Ia pun menjadi sampul depan majalah Vogue.

Valentina Sampaio, Model Transgender Pertama yang Menduniainstagram.com/valentts

Pelan tapi pasti, kesempatan Sampaio untuk menabrak batasan-batasan yang ditetapkan masyarakat selama ini mulai terbuka lebar. Beberapa bulan setelah dipecat, ia hijrah ke Rio de Janeiro untuk syuting film pendek. Kemudian, Sampaio melakukan debut sebagai model di Sao Paulo Fashion Week.

Pada November 2016, Sampaio tampil di sampul depan majalah ternama Elle Brazil. Ketika itu industri fashion sudah mencium bahwa Sampaio akan menjadi ikon besar untuk komunitas LGBT. Pada Februari 2017, Sampaio seperti tak terhenti. Ia menjadi sampul depan majalah Vogue Paris.

Valentina Sampaio, Model Transgender Pertama yang MenduniaVogue

Ketika seorang model telah berada di sampul depan Vogue, maka ia sudah menjadi model yang sangat diperhitungkan. Editor-in-Chief Vogue Paris, Emmanuelle Alt, sempat menuliskan editorial mengenai keputusan majalahnya untuk menjadikan Sampaio sebagai "tokoh utama".

"Sudah saatnya memandang transgender sebagai makhluk yang sejajar dengan manusia lainnya".

Valentina Sampaio, Model Transgender Pertama yang Menduniainstagram.com/valentts

Dalam headline berjudul "Transgender beauty: How they're shaking up the world" (Kecantikan transgender: bagaimana mereka menggoncang dunia), Alt menyatakan:

Ini adalah bulan ketika kita bangga untuk merayakan kecantikan transgender dan bagaimana model seperti Valentina Sampaio, yang berpose untuk sampul Vogue pertamanya, mengubah wajah fashion dan mendekonstruksi prasangka.

Alt menambahkan bahwa masyarakat umum dan dunia fashion sudah sewajarnya menerima transgender. Ia pun menegaskan kemenangan sebenarnya terjadi ketika seorang model transgender muncul di sampul depan majalah tanpa harus menyebutkan identitas gender pilihannya.

Terkait perjuangan yang dialami komunitas transgender, Sampaio berkata:

Orang-orang transgender perlu lebih banyak kesempatan. Bukan gender dari seseorang yang menentukan karaktermu atau apakah kamu berbakat melakukan sesuatu atau tidak. Seringkali perempuan transgender berhadapan dengan pintu yang secara profesional tertutup, yang mana lebih memarjinalkan kita tapi setiap orang punya sesuatu untuk ditunjukkan.

 

Baca Juga: Pernah Mencoba Bunuh Diri, Perempuan Ini Kini Bangga dengan Jenggotnya 

Topik:

Berita Terkini Lainnya