Selamat dari Penembakan, Murid Sekolah Parkland Justru Merasa Seperti Dipenjara

Mereka merasa bersekolah lagi bukan merupakan keputusan yang mudah

Miami, IDN Times - Para siswa dari Marjory Stoneman Douglas Parkland kembali masuk sekolah pada Senin (2/4). Ini adalah pertama kalinya mereka menginjakkan kaki di ruang kelas sejak unjuk rasa March for Our Lives yang diselenggarakan di Washington dan sejumlah kota lainnya di Amerika Serikat.

1. Mereka merasa bersekolah lagi bukan merupakan keputusan yang mudah

Selamat dari Penembakan, Murid Sekolah Parkland Justru Merasa Seperti DipenjaraANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Dikutip dari CNN, pihak sekolah merombak sistem keamanan dengan memperketat penjagaan agar penembakan seperti yang dilakukan Nikolas Cruz pada Februari lalu tidak terjadi lagi. Bukannya merasa dilindungi dan bebas dari kekhawatiran, para murid justru mengungkapkan sebaliknya.

Mereka menganggap sekolah seperti sebuah penjara dengan pengawasan ketat. "Kembali ke sekolah terasa sangat berat, dan ini akan jauh lebih buruk. Banyak orang yang aku temui enggan untuk kembali," ungkap Isabelle Robinson yang merupakan salah satu siswa Marjory Stoneman Douglas.

2. Sejumlah langkah pengamanan diambil, salah satunya adalah kewajiban memakai tas punggung transparan

Selamat dari Penembakan, Murid Sekolah Parkland Justru Merasa Seperti DipenjaraANTARA FOTO/REUTERS/Peter Nicholls

Murid-murid dihadapkan dengan beberapa perubahan aturan. Pertama, mulai Senin, mereka hanya boleh membawa tas punggung transparan. Kedua, mereka wajib memakai kartu identitas siswa yang baru sepanjang waktu. Ketiga, adanya pembatasan pintu masuk ke area sekolah.

Gubernur Florida, Rick Scott, juga mengumumkan bahwa ada penambahan jumlah pasukan keamanan dari kepolisian untuk menjaga sekolah. Selebihnya, ada wacana dari dinas pendidikan setempat untuk memasang alat pendeteksi metal di semua pintu masuk sekolah.

"Rasanya seperti sedang dihukum. Layaknya di penjara, diperiksa sepanjang waktu kami pergi ke sekolah," tambah Robinson. Siswa lainnya, Demitri Hoth, menilai aturan tentang tas punggung itu sudah berlebihan dan tidak efektif.

"Aku mengerti. Ini rasanya seperti kami kehilangan individualisme. Aku paham mengapa mereka melakukannya, tapi jika seseorang ingin membawa senjata ke kampus, mereka kan tidak langsung memasukannya ke dalam tas," ucapnya. 

Baca juga: March for Our Lives: 6 Remaja Kritik Kepemilikan Senjata di AS

3. Mereka ingin ada perubahan undang-undang tentang kepemilikan senjata api

Selamat dari Penembakan, Murid Sekolah Parkland Justru Merasa Seperti DipenjaraANTARA FOTO/REUTERS/Shannon Stapleton

Para murid merasa semua langkah keamanan yang diterapkan itu tidak berarti bila pemerintah gagal mengubah undang-undang kepemilikan senjata api untuk warga sipil. Mereka dengan tegas menyampaikannya saat mengikuti March for Our Lives yang merupakan protes terbesar yang diinisiasi oleh pemuda di Amerika Serikat. 

Tanpa itu, keamanan model apapun di sekolah hanya akan sia-sia. Daniel Bishop, salah satu siswa, mempertanyakan,"Apa yang akan terjadi setelah ini? Tidak ada undang-undang yang secara ajaib diloloskan yang akan memperbaiki semuanya. Itu tidak terjadi."

4. Aktivis kontrol kepemilikan senjata menjadi target bullying

Selamat dari Penembakan, Murid Sekolah Parkland Justru Merasa Seperti DipenjaraANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder

Beberapa remaja yang merupakan murid Marjory Stoneman Douglas dan sekolah lain di Amerika Serikat muncul sebagai aktivis kontrol kepemilikan senjata. Dua nama yang paling sering disebut adalah Emma Gonzalez dan David Hogg.

Keduanya sangat vokal dan rupanya itu dianggap menganggu oleh sejumlah pihak. Misalnya, David Hogg dicemooh oleh Laura Ingraham, seorang presenter media sayap kanan, Fox News. Melalui sebuah cuitan, Ingraham menuliskan Hogg sudah ditolak oleh empat kampus di California.

Media lain, Project Republic, memberitakan bahwa Gonzalez menyalahkan ras kulit putih dan melakukan bullying terhadap Nikolas Cruz. Menurut PolitiFact, berita itu bohong dan ditujukan untuk mencemarkan nama baik siswi berusia 18 tahun tersebut.

5. Sedangkan Cruz dilaporkan menerima surat berisi kekaguman 

Selamat dari Penembakan, Murid Sekolah Parkland Justru Merasa Seperti DipenjaraTIME

Cruz, 19 tahun, menjadi pelaku penembakan di Marjory Stoneman Douglas Parkland pada 14 Februari lalu. Ia membawa senapan semi otomatis dan menewaskan 17 orang. Saat ini, ia tengah menjalani proses peradilan. 

Anehnya, meski setelah membunuh nyawa orang-orang tak berdosa, Cruz justru menerima surat dari penggemar-penggemarnya. South Florida Sun Sentinel melaporkan ada beberapa halaman fotokopi surat dan foto yang dikirimkan untuk Cruz.

Contohnya, seorang perempuan dari Chicago yang mengirimkan sepucuk surat dan sembilan foto di antaranya saat ia memakai bikini. Menurut perempuan itu, Cruz sangat tampan dan memiliki senyuman yang manis.

Baca juga: Korban Penembakan Las Vegas: Kami Seperti di Video Game

Topik:

Berita Terkini Lainnya