Trump Ingin Privatisasi Stasiun Ruang Angkasa Internasional

Padahal ISS dijalankan berdasarkan kerja sama dengan beberapa negara.

Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dilaporkan ingin melakukan privatisasi Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Menurut dokumen NASA yang dipublikasikan oleh Washington Post, Trump berniat menghentikan pendanaan untuk ISS pada 2024.

1. Pada 2025 Trump ingin ISS dikelola sepenuhnya oleh korporasi swasta

Trump Ingin Privatisasi Stasiun Ruang Angkasa InternasionalAFP/Handout/NASA

Dalam rencana Trump, pemerintah Amerika Serikat berharap bisa "mengekspansi kerja sama internasional dan komersial selama tujuh tahun setelahnya untuk memastikan akses manusia ke dan kehadiran mereka di orbit Bumi rendah". Padahal, saat Obama menjabat, Gedung Putih sepakat mengalokasikan anggaran untuk operasional 2024.

Pada 2025, ISS yang selama ini dikontrol oleh beberapa negara termasuk Amerika Serikat diharapkan bisa sepenuhnya dijalankan oleh korporasi swasta. Dengan kata lain, pendanaan ISS oleh pemerintah Amerika Serikat berakhir pada 2024. Sayangnya, dalam dokumen itu tidak disebutkan dengan rinci mengenai detil-detil privatisasi seperti korporasi mana yang akan terlibat.

Baca juga: NASA: Para Astronot Bisa Nonton "Star Wars" di Luar Angkasa

2. Tak semua pihak setuju dengan rencana tersebut

Trump Ingin Privatisasi Stasiun Ruang Angkasa InternasionalAFP/European Space Agency/Luca Parmitano

Dalam beberapa tahun terakhir, ISS familiar dengan misi ruang angkasa komersial. Salah satunya adalah Boeing. Perusahaan asal Prancis tersebut dilaporkan rela mengeluarkan dana sebesar Rp 40,8 triliun per tahun. SpaceX milik Elon Musk juga diprediksi akan semakin agresif dalam mengirimkan misi ke ruang angkasa.

Meski aktivitas komersial semakin banyak, tapi sejumlah pihak menyatakan keberatan dengan rencana Trump. Ted Cruz, ketua sub-komite ruang angkasa di Senat, mengindikasikan bahwa itu adalah kabar buruk.

"Ada laporan-laporan bahwa anggaran baru pemerintah berisi pendanaan federal untuk ISS akan berakhir pada 2025. Aku berharap laporan tersebut hanyalah rumor," kata Cruz, seperti dilansir Space News

Trump Ingin Privatisasi Stasiun Ruang Angkasa InternasionalAFP/European Space Agency/AIRBUS

"Selama aku jadi ketua sub-komite ilmu pengetahuan dan ruang angkasa, ISS akan terus memiliki dukungan kuat dan bipartisan di Kongres," tambahnya. Mark Kelly, mantan astronot NASA, menuliskan pendapatnya di The New York Times terkait rencana Trump memutus anggaran untuk ISS.

Menurutnya, itu akan jadi langkah mundur untuk badan ruang angkasa dan jelas tak sejalan dengan kepentingan negara. Kelly juga menyebutkan jika itu terjadi, maka Amerika Serikat akan semakin meninggalkan posisi kepemimpinan di panggung global.

3. ISS dibentuk dan dikontrol berdasarkan perjanjian internasional

Trump Ingin Privatisasi Stasiun Ruang Angkasa InternasionalAFP/European Space Agency/AIRBUS

Rencana Trump untuk privatisasi ISS terganjal oleh perjanjian internasional. Pasalnya, ISS bukan sepenuhnya milik Amerika Serikat. Fasilitas yang berperan sangat vital untuk misi ruang angkasa itu dibuat, diurus dan dijalankan berdasarkan kerja sama dengan beberapa negara.

Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang, serta Uni Eropa yang direpresentasikan oleh European Space Agency (ESA). Perjanjian untuk mengelola ISS secara bersama-sama ditandatangani pada 29 Januari 1998.

Masing-masing negara punya tanggung jawab terhadap kontribusi mereka. Jika Amerika Serikat mundur dari kerja sama itu, maka dikhawatirkan negara-negara lain tidak akan menyambut baik. Kemudian, pihak swasta sendiri mengaku belum siap untuk sepenuhnya mengurus ISS.

Mark Mulqueen, manager Stasiun Ruang Angkasa Boeing, menyatakan bahwa "mengalihkan aset berharga nasional ke tangan perusahaan komersial sebelum sektor swasta siap mendukungnya berpotensi melahirkan konsekuensi buruk untuk kepemimpinan Amerika dan terhadap kesempatan membangun korporasi swasta yang fokus mengirimkan misi ruang angkasa".

Baca juga: Astronot Jepang Minta Maaf karena Salah Ukur Tinggi Badan

Topik:

Berita Terkini Lainnya