Tradisi Pernikahan "Mayat Jomblo" Picu Pencurian Jenazah dan Pembunuhan

Gila...

Salah satu ritual pernikahan tergila di dunia adalah pernikahan hantu yang terjadi di Tiongkok. Masyarakat negeri tirai bambu tersebut memiliki ada kepercayaan bahwa mayat pria lajang harus disandingkan dengan mayat wanita agar ia tak kesepian di alam baka.

Meski pada 1949 pemerintah telah melarang warga melakukannya, tapi kepercayaan itu terus dipelihara secara diam-diam oleh beberapa keluarga di pedesaan. Bahkan, karena pernikahan hantu itu berbagai tindakan kriminal terjadi. Contohnya adalah praktik pencurian mayat serta pembunuhan.

Pencurian mayat berujung pada aktivitas jual-beli ilegal.

Tradisi Pernikahan Mayat Jomblo Picu Pencurian Jenazah dan Pembunuhanbykvu.com

Seperti dilaporkan oleh kantor berita milik pemerintah Tiongkok yang dikutip oleh South China Morning Post, mayat yang dicuri oleh para pelaku kriminal diperjual-belikan di pasar gelap. Kegiatan jual-beli mayat itu sangat menguntungkan mereka yang rela mencuri mayat dari kuburan. Sejumlah keluarga pun ikhlas membayar hingga jutaan rupiah untuk satu jenazah.

Di sebuah kota kecil, ada laporan bahwa sejak 2013 telah ada 27 mayat perempuan yang dicuri. Namun, media milik pemerintah itu meyakini bahwa jumlah aslinya jauh lebih besar. Pasalnya, beberapa keluarga merasa terlalu malu untuk melaporkannya kepada pihak berwajib. 

Dalam satu kasus, seorang warga menghabiskan lebih dari Rp 340 juta untuk membeli mayat untuk putranya yang baru wafat. Namun, setelah ikut dikubur, tak berapa lama kemudian mayat itu justru dicuri dan dijual kembali oleh pencuri mayat.

Baca juga: Mayat Remaja Ini Dibekukan dengan Keyakinan Bisa Hidup Kembali di Masa Depan

Tak sedikit juga yang sampai melakukan pembunuhan untuk memenuhi permintaan.

Tradisi Pernikahan Mayat Jomblo Picu Pencurian Jenazah dan Pembunuhanrepublika.co.id

Pada Agustus 2016, BBC mempublikasikan berita tentang seorang pria Tiongkok yang membunuh dua perempuan yang menderita keterbelakangan mental untuk dijual di pasar gelap demi memenuhi permintaan pernikahan hantu. Pada 2011, seorang suami rela membunuh istrinya agar mayatnya bisa dijual.

Ritual pernikahan hantu yang telah berumur lebih dari 3.000 tahun ini banyak terjadi beberapa lokasi di Tiongkok. Contohnya, di kota kecil bernama Shanxi. Jumlah pria lajang di tempat ini banyak karena sebagian besar bekerja di industri pertambangan di mana risiko kecelakaan sangat tinggi.

Keluarga kemudian merasa bersalah saat putra mereka meninggal di usia muda ketika bekerja untuk mencukupi kebutuhan. Akhirnya, pernikahan hantu dipilih untuk "membalas" kerja keras sang putra karena mereka meyakini bahwa kehidupan masih terus berlanjut setelah kematian dan mereka tak ingin si anak laki-laki kesepian.

Di beberapa keluarga, mayat yang diinginkan untuk "menemani" anaknya diseleksi berdasarkan usia dan latar belakang keluarga.

Tradisi Pernikahan Mayat Jomblo Picu Pencurian Jenazah dan Pembunuhanthesun.co.uk

Menurut laporan BBC, jika mayat tersebut tidak diperoleh dari pasar gelap, melainkan dengan langsung menghubungi keluarga dari mayat perempuan, maka keluarga berhak meminta mahar pernikahan. Mahar tersebut bisa berupa uang maupun perhiasan.

Keluarga juga melihat usia serta latar belakang dari mayat perempuan yang akan "menemani" anaknya di alam kubur. Praktik ini sangat jamak terjadi keluarga-keluarga Tionghoa di Tiongkok di mana status sosial dan ekonomi seseorang itu begitu penting. Namun, normalnya, aturan itu hanya berlaku bagi pasangan yang sama-sama hidup.

Karena tak kunjung surutnya ritual pernikahan hantu, beberapa anggota keluarga bahkan mau tidur di samping kuburan selama berhari-hari untuk memastikan takkan ada yang kriminal yang mencuri mayat. Tak hanya di pedesaan atau kota kecil, pernikahan hantu juga terjadi Hong Kong dan Taiwan.

Baca juga: Kisah Nyata! Ini Pengalaman Horor dari Para Perias Mayat!

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya