Tiongkok Berencana Beri Rating pada 1,4 Miliar Warganya

Katanya untuk menentukan siapa yang bisa dipercaya dan tidak

Di negara manapun pasti ada orang baik, jahat, dan mereka yang berada di antaranya. Menurut masyarakat Tiongkok, ini telah menjadi persoalan yang sangat menyusahkan. Fakta ini membuat pemerintah Tiongkok berencana meluncurkan sebuah solusi radikal untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Mereka ingin menetapkan peringkat kepada warganya.

Tiongkok Berencana Beri Rating pada 1,4 Miliar WarganyaANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Dikutip dari WIRED, Dewan Negara Tiongkok mempublikasikan sebuah dokumen berjudul "Garis Besar Rencana untuk Konstruksi Sistem Kredit Sosial". Dalam dokumen itu ada sebuah rencana untuk mengevaluasi warganya yang berjumlah sekitar 1,4 miliar jiwa dan memberikan peringkat berdasarkan itu.

Standarnya pun ditetapkan oleh para pejabat. Menurut pemerintah, sistem peringkat itu akan membantu masyarakat dalam mempercayai atau tidak mempercayai seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Otoritas berwenang akan secara terus-menerus memonitor dan mengevaluasi setiap individu, termasuk di mana seseorang berada atau berapa banyak waktu ia habiskan untuk bermain video game.

"Ini akan membentuk sebuah lingkungan di mana menjaga kepercayaan itu sangat membahagiakan. Ini akan menguatkan ketulusan dalam urusan pemerintah, komersial, sosial dan pembangungan kredibilitas yudisial," tulis pemerintah dalam proposal tersebut.

Baca juga: Agar Disiplin, Mahasiswa Tiongkok Wajib Latihan Militer

Pemerintah akan tahu apa yang dilihat warganya di internet.

Tiongkok Berencana Beri Rating pada 1,4 Miliar WarganyaANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Rencana pemerintah Tiongkok yang sudah berada di tahap uji coba tersebut mengingatkan kepada masyarakat Orwellian seperti dalam novel George Orwell yang berjudul 1984.

"Ini sangat ambisius dalam hal kedalaman dan cakupannya, termasuk mengawasi setiap perilaku individu dan apa buku yang mereka baca. Ini sistem pelacakan konsumen milik Amazon yangg digabung dengan kejutan politik Orwellian," ujar Johan Lagerkvist, seorang spesialis internet Tiiongkok dari Swedish Institute of International Affairs.

Menurut artikel yang dipublikasikan Foreign Policy, pemerintah tak hanya akan tahu catatan kriminal atau finansial seseorang (melalui Alibaba atau Tencent), mereka juga punya akses terhadap data online setiap warga.

Contohnya, miliaran orang Tiongkok melakukan transaksi melalui aplikasi WeChat atau Alipay, maka seluruh data tentang produk yang dibeli bisa diketahui. Perusahaan aplikasi pun punya kewajiban untuk membuka data konsumen kepada pemerintah.

Parahnya, pemerintah bisa menentukan apakah sesuatu yang dibeli warga itu akan meningkatkan atau menurunkan peringkatnya. Bila nilai yang diperoleh seseorang buruk, ia terancam tak bisa menikmati layanan publik atau keuntungan-keuntungan lainnya.

Pemerintah Tiongkok sendiri berharap sistem itu akan berjalan penuh pada 2020. Menurut mereka, sistem tersebut akan "memudahkan warga yang bisa dipercaya untuk pergi ke mana saja di bawah surga dan di saat bersamaan akan menyulitkan yang tak dipercaya untuk mengambil satu langkah saja."

Baca juga: Jadi Bahan Meme, Pemerintah Tiongkok Blokir Winnie The Pooh

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya