Ternyata, Cyber-bullying Paling Banyak Terjadi di Instagram

Penampilan adalah segalanya di media sosial tersebut.

Cyber-bullying atau perundungan daring yang banyak terjadi di media sosial menjadi salah satu kekhawatiran tersendiri seiring dengan semakin sulitnya melepaskan diri dari teknologi. Menurut survei Ditch The Label, sebuah lembaga riset asal Inggris yang fokus pada ranah ini, cyber-bullying ternyata paling banyak terjadi di Instagram.

Menjadi populer itu cukup penting.

Ternyata, Cyber-bullying Paling Banyak Terjadi di InstagramHans Vivek via Unsplash

Salah satu fungsi media sosial adalah sebagai tempat untuk mengekspresikan diri. Kemudian secara tak langsung pengguna media sosial merasa bahwa popularitas itu penting. Ukuran dari popularitas tersebut, misalnya, adalah berapa jumlah likes dan followers yang dimiliki.

Ditch The Label melakukan survei dengan melibatkan lebih dari 10.000 anak muda yang berusia 12 hingga 20 tahun. Dari survei tersebut diketahui bahwa 78 persen responden menggunakan Instagram. Ini adalah urutan terbanyak kedua setelah Youtube (92 persen).

Meski begitu, ternyata jumlah cyber-bullying paling sering dialami di Instagram (7 persen) yang disusul oleh Facebook (6 persen). 40 persen responden mengaku merasa kecewa jika tak ada yang menyukai selfie yang diunggah. Lalu, 35 persen dari mereka mengaku kepercayaan diri menurun bila jumlah followers sedikit.

Walau 33 persen anak muda mengatakan bahwa menjadi populer di media sosial itu tak penting, tapi persentase yang menyetujuinya masih terbilang banyak. 27 persen mengaku popularitas cukup penting. 24 persen mempercayai fungsi media sosial memang agar menjadi terkenal.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Pelecehan Online, Sisi Gelap Perkembangan Internet

Semakin banyak anak muda melakukan cyber-bullying.

Ternyata, Cyber-bullying Paling Banyak Terjadi di InstagramHannah Wei via Unsplash

Ditch The Label juga menemukan bahwa 69 persen anak muda pernah melakukan sesuatu yang bisa dikategorikan cyber-bullying terhadap orang lain. Sedangkan 17 persen mengaku pernah menjadi korban. Salah satu penyebab cyber-bullying adalah soal penampilan.

Dikutip dari BBC, Direktur Eksekutif Ditch The Label, Liam Hackett mengatakan,"Ada tren di mana anak muda berusaha meningkatkan citra mereka secara online dan tidak benar-benar menunjukkan kenyataan."

Ini konsisten dengan pengakuan 47 persen anak muda yang tak mau menunjukkan hal-hal buruk dalam kehidupan mereka di media sosial dan hanya menunjukkan versi hidup yang sudah diberi filter. Suka atau tidak, ini adalah dampak dari kekhawatiran akan cyber-bullying sehingga mereka berusaha memperlihatkan bahwa hidup mereka sempurna.

"Tak hanya internet mendefinisikan ulang iklim perundungan, tapi juga punya dampak yang jelas terhadap identitas, perilaku dan kepribadian anak muda yang menggunakannya," tambah Hackett. Ini menegaskan cyber-bullying memang menjadi tantangan tersendiri dalam kehidupan bermedia sosial.

Baca Juga: Ajarkan Anakmu 8 Hal Krusial Ini Agar Mereka Tak Dikuasai Teknologi di Masa Depan

Topik:

Berita Terkini Lainnya