Sempat Terasing, Seniman Perempuan Iran Ini Kini Punya Museum

Museum pertama di Iran yang khusus untuk seniman perempuan!

Tehran, IDN Times - Iran membuka museum pertama yang didedikasikan untuk seorang seniman perempuan bernama Monir Shahroudy Farmanfarmaian pada Jumat (15/12). Seperti dilaporkan The Guardian, seniman berusia 93 tahun tersebut mencuri perhatian kalangan penggemar seni ketika mengasingkan diri di Amerika Serikat.

1. Museum Monir dikelola oleh Universitas Tehran.

Sempat Terasing, Seniman Perempuan Iran Ini Kini Punya Museum Todd Heisler/NY Times/Redux via The Guardian

Museum Monir memamerkan 51 karya seni Farmanfarmaian, termasuk beberapa cermin mosaik dan lukisan kaca terbalik yang menjadi ciri khasnya. Ia memutuskan untuk mendonasikan 51 karya itu kepada museum yang berlokasi di sebuah taman bersejarah, Negarestan, untuk menghormati suami terakhirnya, Abolbashar Farmanfarmaian.

"[Dia] adalah profesor hukum di Universitas Tehran, dan aku memberikan mereka 51 buah karya—museum ini kini jadi yang pertama untuk seniman perempuan di Iran," ucapnya. Pihak Universitas Tehran kemudian bertanggungjawab untuk mengurus museum beserta karya-karya Farmanfarmaian yang ada di dalamnya.

Baca Juga: Karena Jumlah Pria Berkualitas Sedikit, Wanita Iran Pilih Tak Menikah

2. Ia banyak terinspirasi oleh Iran.

Sempat Terasing, Seniman Perempuan Iran Ini Kini Punya Museum Kirsty Wigglesworth/AP via The Guardian

Farmanfarmaian bukan sembarang seniman. Ia adalah kawan dari seniman ternama dunia lainnya seperti Andy Warhol, Jackson Pollock dan Willem de Kooning. Sejumlah karyanya pun sempat dipamerkan dalam eksebisi solo di Guggenheim, New York, pada 2015 lalu.

Ia sendiri mengaku bahwa Iran menjadi sumber inspirasi terbesarnya. "Semua inspirasiku datang dari Iran-negara ini selalu jadi cinta pertamaku. Ketika aku bepergian ke gurun dan pegunungan, selama masa mudaku, semua yang kulihat dan kurasakan sekarang tercermin pada karyaku," ungkap Farmanfarmaian.

"Aku bisa meninggalkan negara ini dengan sebuah representasi dari karya di masa hidupku. Cintaku kepada budayaku ada pada semua yang aku ciptakan," ucapnya kepada The Art Newspaper. Kejeniusannya dalam menerjemahkan budaya Iran membuat beberapa karyanya dibeli oleh Museum Seni Metropolitan di New York dan Museum Tate di London.

3. Tak sedikit karyanya yang dihancurkan saat terjadi Revolusi Islam 1979 di Iran.

Sempat Terasing, Seniman Perempuan Iran Ini Kini Punya Museum The Third Line

Seniman yang lahir di Qazvin, ibu kota Persia kuno, pada 1924 ini sempat mengasingkan diri ke Amerika Serikat di mana ia belajar di sekolah elit Universitas Cornell dan Sekolah Desain Parsons. Kepergiannya ke Amerika Serikat dilatarbelakangi oleh Revolusi Islam pada 1979 ketika beberapa kartanya disita dan dihancurkan oleh rezim baru yang memimpin Iran.

"Ini adalah sebuah kehormatan untuk Monir bisa diakui di negara asalnya melalui pembukaan institusi baru ini. Sebelumnya ini belum pernah terjadi di Iran," ujar juru bicara Galeri Third Line yang mewakili Farmanfarmaian di Dubai. 

Baca Juga: Dilarang Masuk Amerika, Sutradara Iran ini Justru Menang Oscar

Topik:

Berita Terkini Lainnya