Tampil di Depan Publik, Obama Sindir Berbagai Ketimpangan di Amerika

"Piye, enak zamanku, toh?"

Sejak tak lagi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Barack Obama praktis hidup di bawah radar. Ia hanya sesekali muncul di pemberitaan media ketika berlibur dengan bos Virgin, Sir Richard Brenson, dan saat bersama sang istri Michelle Obama mengunjungi National Gallery of Art di Washington DC.

Ia akhirnya kembali ke hadapan publik pada Senin (24/4) sebagai pembicara di University of Chicago. Kemunculan Obama tersebut menarik perhatian media yang turut hadir dalam acara tersebut. Ini terkait dengan kericuhan yang terjadi usai Donald Trump resmi berkantor di Gedung Putih.

Obama menyebutkan ambisi barunya setelah tak menjabat sebagai orang nomor satu di AS.

Tampil di Depan Publik, Obama Sindir Berbagai Ketimpangan di AmerikaKamil Krzaczynski/Reuters

Dikutip dari The Guardian, Obama tampil santai dan mengeluarkan beberapa gurauan khasnya selama menjadi pembicara. Ia sempat berkelar,"Jadi, apa yang terjadi selama saya pergi?" Penonton yang terdiri dari mahasiswa dan aktivis pun tak sanggup untuk menahan tawa.

Banyak spekulasi mengenai apa yang ia akan lakukan karena usianya masih terbilang muda di dunia politik, yakni 55 tahun. Obama dikabarkan tengah menyelesaikan buku memoirnya. Selebihnya, tak ada yang benar-benar mengetahui apa rencana Obama berikutnya.

Dalam kesempatan tersebut ia pun menyebutkan apa ambisinya. Obama berkata:

Saya menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang apa hal yang paling penting yang bisa saya lakukan sebagai pekerjaan saya berikutnya dan saya meyakini, meski banyak isu yang saya pedulikan dan yang saya ingin kerjakan, tapi yang paling penting adalah saya bisa membantu dalam cara apapun untuk menyiapkan generasi kepemimpinan berikutnya untuk merebut tongkat estafet dan mengambil kesempatan mereka untuk mengubah dunia.

Baca Juga: Perusahaan Ini Siapkan Pekerjaan untuk Obama Saat Pensiun

Menurut Obama, segala isu bisa ditangani jika kehidupan bernegara dan politik berjalan dengan baik.

Tampil di Depan Publik, Obama Sindir Berbagai Ketimpangan di AmerikaKamil Krzaczynski/Reuters

Ia tak memungkiri bahwa politik AS saat ini tengah kehilangan arah karena kepemimpinan Donald Trump. Hanya saja ia tak menyinggung nama Trump sama sekali. Namun, semua yang di ruangan tahu bahwa ia sedang membicarakan kepincangan politik di negaranya saat ini.

Meski ketimpangan ekonomi, sistem peradilan yang lumpuh, serta perubahan iklim harus segera ditangani, tapi menurut Obama,"Semua masalah itu serius dan menghantui kita, tapi masalah itu bukannya tak bisa diselesaikan. Apa yang menghalangi kita untuk membuat kemajuan berhubungan dengan kehidupan politik dan bernegara kita."

Obama menilai, tak sedikit masyarakat yang semakin apatis terhadap politik dan konsekuensinya tak terlihat bagus untuk kehidupan bernegara di AS. Ia pun ingin untuk menggerakan generasi muda sebagai penerus bangsa untuk lebih aktif dalam politik, terutama untuk membuktikan bahwa AS itu bukan milik Demokrat atau Republikan, tapi masyarakat itu sendiri.

"Ketika saya berkata pada 2004 bahwa tak ada negara bagian merah (Republik) dan negara bagian biru (Demokrat), yang ada hanya Amerika Serikat, itu adalah komentar berisi harapan," ujar Obama. Ia kemudian melanjutkan:

Ketika berbicara pada masing-masing individu, saya menemukan lebih banyak kesamaan daripada perbedaan. Namun, yang pasti itu tak benar ketika kita berbicara kehidupan politik dan bernegara dan mungkin yang lebih berdampak buruk adalah fakta bahwa masyarakat tak terlibat (di dalamnya); mereka menjadi sinis dan menyerah (untuk terlibat).

Obama meyakini anak muda adalah kuncinya.

Tampil di Depan Publik, Obama Sindir Berbagai Ketimpangan di AmerikaKamil Krzaczynski/Reuters

Ia menegaskan bahwa anak-anak muda yang bisa memperbaiki semua persoalan yang dihadapi AS. Obama menggarisbawahi keinginannya untuk fokus pada hambatan yang mematahkan semangat anak muda untuk terlibat dalam pelayanan publik.

"Saya ingin bekerjasama dengan mereka untuk menghancurkan hambatan-hambatan tersebut dan mendukung generasi berikutnya untuk mempercepat pergerakan mereka ke arah kepemimpinan. Jika itu terjadi, saya pikir kita akan baik-baik saja," tegasnya.

Baca Juga: Peringati Hari Bumi, Ilmuwan ini Sindir Mereka yang Percaya Bumi Datar

Topik:

Berita Terkini Lainnya