Suriah Akhirnya Izinkan Badan Anti Senjata Kimia ke Douma

Mereka sempat dihalangi sehingga muncul kecurigaan Suriah dan Rusia menyembunyikan sesuatu.

Damascus, IDN Times - Tim Pencari Fakta (FFM) dari Organisasi Anti-Senjata Kimia (OPCW) sempat dilarang masuk ke lokasi yang diduga terjadi serangan gas beracun di Douma pada Senin (16/4). Setelah menjadi sorotan, akhirnya otoritas Suriah dan Rusia mengubah keputusan tersebut.

1. FFM akan sampai ke Douma pada Rabu

Suriah Akhirnya Izinkan Badan Anti Senjata Kimia ke DoumaANTARA FOTO/REUTERS/Omar Sanadiki

Dikutip dari The Guardian, Kepala Unit Radiologi, Biologi dan Kimia Rusia, Igor Kirillov mengatakan bahwa "Rabu adalah saat kami menjadwalkan kedatangan pakar-pakar OPCW". Namun, sebelumnya Kirillov menegaskan bahwa jalanan di Douma harus diinspeksi terlebih dahulu oleh petugas keamanan PBB, baru mereka bisa masuk dengan aman.

Baca juga: Suriah Larang Badan Anti Senjata Kimia Masuk ke Douma

2. Sebelumnya mereka tak mendapatkan izin karena alasan keamanan

Suriah Akhirnya Izinkan Badan Anti Senjata Kimia ke DoumaANTARA FOTO/REUTERS/Omar Sanadiki

OPCW mengumumkan bahwa para penyelidik yang tergabung dalam Tim Pencari Fakta (FFM) sampai di Suriah pada Sabtu (14/4). Kemudian, mereka mulai menjalankan tugas pada Senin waktu setempat (16/4). Sayangnya, menurut perkembangan terakhir, mereka dilarang masuk ke lokasi kejadian.

Berdasarkan pernyataan Ahmet Uzumcu, Direktur Jenderal OPCW, otoritas Suriah dan Rusia di lapangan tak mengizinkan mereka ke Douma karena "masalah keamanan". Salah satu diplomat top Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mencoba menjelaskan alasan tersebut.

"Jika kamu pergi ke lokasi yang baru saja dibombardir, aku bisa bayangkan kamu akan mengalami masalah logistik tertentu," ujarnya. Di sisi lain, sebelumnya mereka dilarang masuk oleh Rusia karena tak memiliki izin dari PBB. Lalu, PBB pun memberikan apa yang disyaratkan tersebut.

Otoritas Suriah menawarkan 22 warga yang menjadi saksi mata untuk diwawancara sembari menetapkan rancangan perjalanan untuk FFM agar segera bisa berangkat ke Douma. Hanya saja, tawaran tersebut tidak disetujui oleh OPCW.

3. Negara-negara Barat menuding Suriah dan Rusia berusaha menutupi kejadian sebenarnya

Suriah Akhirnya Izinkan Badan Anti Senjata Kimia ke DoumaANTARA FOTO/REUTERS/Alkis Konstantinidis

Pada Senin, Perdana Menteri Inggris Theresa May menuduh pemerintah Suriah dan Rusia sengaja melarang OPCW menginjakkan kaki di Douma. Itu, kata May, adalah upaya untuk menutupi serangan dengan senjata kimia tersebut.

"Rezim Suriah dilaporkan berupaya menyembunyikan bukti dengan mencari korban selamat dari Douma untuk memastikan sample tak diselundupkan dari area itu, dan sebuah operasi lebih luas untuk menutupi fakta serangan sedang dijalankan, didukung oleh Rusia," katanya kepada parlemen Inggris.

Kecurigaan serupa juga dilontarkan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk OPCW, Kenneth Ward, saat rapat dengan organisasi itu. Ia khawatir Rusia melakukan sesuatu untuk menutupi bukti sebab mereka sudah ada di Douma beberapa hari sebelum OPCW datang.

4. Suriah dicurigai belum menutup semua gudang penyimpanan senjata kimia

Suriah Akhirnya Izinkan Badan Anti Senjata Kimia ke DoumaANTARA FOTO/REUTERS/Khalil Ashawi

Pada September 2013, Sekretaris Jenderal PBB saat itu, Ban Ki-moon, menyatakan bahwa dari hasil investigasi, pihaknya bisa mengonfirmasi dengan obyektif bahwa senjata kimia digunakan di Suriah. Pasukan militer Suriah dilaporkan menyerang warga Ghouta dengan gas Sarin pada 21 Agustus 2013 yang membunuh ratusan orang.

Dugaan serangan senjata kimia pada awal April menimbulkan kecurigaan bahwa pemerintah Suriah belum menghancurkan gudang penyimpanan mereka. Dilansir dari Washington Post, usai serangan 2013, Presiden Amerika Serikat kala itu, Barack Obama, mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad sudah tak memiliki lagi cadangan gas beracun.

Baca juga: Protes Serangan ke Suriah, Warga Irak Bakar Bendera AS

Topik:

Berita Terkini Lainnya