Selandia Baru Wacanakan Larangan Jual Alkohol

Alkohol dianggap lebih membahayakan dibandingkan heroin.

Asosiasi Medis Selandia Baru (NZMA) meminta pemerintah untuk melarang penjualan segala jenis minuman beralkohol di supermarket. Menurut organisasi tersebut, menjual alkohol di tempat yang sama dengan roti dan makanan lainnya adalah bentuk normalisasi obat-obatan berbahaya.

Alkohol disebut lebih berbahaya dibanding heroin.

Selandia Baru Wacanakan Larangan Jual AlkoholJessica Vurtney via Unsplash

Dikutip dari The Guardian, menurut salah seorang dokter dari NZMA alkohol lebih berbahaya dibandingkan methamphetamine, marijuana dan heroin karena harganya tergolong terjangkau, bisa menyebabkan ketergantungan dan sifatnya seperti obat psikotropika.

NZMA juga memandang bahwa masyarakat akan dengan sangat mudah mengonsumsi alkohol karena dijual di supermarket. Artinya, alkohol disamakan dengan makanan atau minuman sehari-hari seperti roti atau susu. Padahal, minuman beralkohol jauh lebih buruk.

NZMA menyatakan,"Alkohol berkontribusi terhadap kekerasan domestik, kanker dan kecelakaan mobil. Jika Anda meletakkan alkohol dekat dengan roti dan susu, sebenarnya Anda sedang berkata bahwa mengonsumsi alkohol itu sama dengan memakan roti atau meminum susu di kehidupan sehari-hari."

Alkohol seperti anggur dan bir sudah dijual di sebagian besar supermarket Selandia Baru sejak 1990. Hanya minuman dengan kadar alkohol tinggi yang dilarang dan hanya bisa dibeli di bar atau klub malam.

Secara umum, warga Selandia Baru mengonsumsi alkohol murni sebanyak 10 liter per tahun. Harga anggur sendiri terbilang sangat murah, misalnya, sebesar Rp 70 ribu saja. NZMA menyebutkan bahwa dengan besarnya konsumsi alkohol itu, setiap Jumat dan Sabtu malam kamar-kamar UGD selalu dipenuhi oleh pasien-pasien yang mabuk.

Baca Juga: Penyiar Iran Dihujat karena Tak Berhijab dan Minum Bir

Negara lain juga punya aturan sendiri terkait penjualan alkohol.

Selandia Baru Wacanakan Larangan Jual AlkoholAdam Wilson via Unsplash

Tak hanya Selandia Baru beberapa negara juga menerapkan hal serupa. Norwegia misalnya, mereka juga mengeluarkan aturan yang hampir sama. Konsumen alkohol di sana hanya bisa membeli anggur hingga pukul 18.00 dan bir di supermarket hingga pukul 20.00.

Bahkan, pada Sabtu malam, penjualan minuma beralkohol hanya sampai pukul 15.00. Penjualan dimulai lagi pada Senin pagi. Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat juga punya aturan masing-masing. Tak semuanya memperbolehkan penjualan alkohol secara bebas.

Contohnya di Utah dan Kansas. Konsumen hanya bisa membeli sebagian besar minuman alkohol di fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh pemerintah. Bir dengan kadar alkohol maksimal 3,2 persen masih boleh dijual di supermarket.

Sedangkan Maryland mengizinkan penjualan alkohol di supermarket-supermarket tertentu yang sudah mendapat pengakuan pemerintah. Indonesia sendiri mengadopsi aturan yang hampir mirip. Minimarket dilarang menjual alkohol, tapi minuman jenis itu masih bisa ditemui di sejumlah supermarket besar.

Baca Juga: 15 Orang Ini Putuskan Berhenti Minum Alkohol, Lihat Perubahannya!

Topik:

Berita Terkini Lainnya