'Sekolah Moralitas' Tiongkok Ajarkan Perempuan Ikhlas Dipukul Suami

"Perempuan tinggal saja di level terbawah masyarakat dan jangan meminta lebih," kata seorang guru.

Hong Kong, IDN Times - Sebuah sekolah di Tiongkok menjadi target kemarahan publik setelah satu video yang menunjukkan kondisi di dalamnya viral di media sosial. Video yang direkam dari kamera tersembunyi itu memperlihatkan bagaimana para siswi di sana diperlakukan dengan sangat buruk.

1. Mereka didikte untuk menjadi penurut, bahkan saat dipukuli

'Sekolah Moralitas' Tiongkok Ajarkan Perempuan Ikhlas Dipukul Suamiunsplash.com/Chalis

Dikutip dari Washington Post, video tersebut menjadi trending topic di situs seperti YouTube milik Tiongkok. Nama sekolah tersebut adalah Sekolah Budaya Tradisional Fushun. Di salah satu bagian, para siswi dipaksa bangun jam 4.30 pagi untuk membersihkan lantai. 

Di bagian lain, para guru mengatakan mereka sebaiknya jangan memiliki aspirasi karir. Salah satu guru berujar,"Tutup mulutmu dan lakukan lebih banyak pekerjaan rumah." Tak hanya itu, para siswi didikte untuk menuruti suami kelak saat sudah menikah.

"Jangan melawan ketika dipukuli. Jangan membantah saat diomeli. Dan, apapun yang terjadi, jangan bercerai," kata guru perempuan di sekolah itu. Lalu, guru lain menambahkan,"Perempuan sebaiknya tetap tinggal saja di level terbawah masyarakat dan jangan meminta lebih."

Baca juga: Perempuan Masih Jadi Minoritas di Partai Komunis Tiongkok

2. Sekolah semacam itu sedang populer di Tiongkok

'Sekolah Moralitas' Tiongkok Ajarkan Perempuan Ikhlas Dipukul Suamiunsplash.com/Zhang Kaiyv

Sejumlah peneliti dan aktivis hak perempuan Tiongkok menyebut Fushun bukan satu-satunya sekolah yang memperlakukan siswi dengan sangat buruk. Hanya saja, jumlah pastinya belum diketahui. Feng Yuan, aktivis hak perempuan ternama di Tiongkok, melihat kemunculan sekolah-sekolah semacam itu menunjukkan merosotnya status perempuan di bawah pemerintahan Komunis.

Menurutnya, sejak reformasi ekonomi dijalankan pada 1980-an, negara tak mempedulikan keadilan sosial. "Ide-ide kuno tentang kesetaraan gender masih punya pasar di masyarakat hari ini," ucapnya. Namun, ironisnya, sekolah yang seharusnya mengajarkan harga diri dan martabat kepada pelajar, justru menjatuhkan mereka secara terang-terangan.

3. Para alumni mengaku sangat takut

'Sekolah Moralitas' Tiongkok Ajarkan Perempuan Ikhlas Dipukul Suamiunsplash.com/Eduardo Santos

Sejumlah bekas siswi mengungkapkan pengalaman buruk mereka saat masih belajar di sekolah tersebut. Salah satunya yang kini berusia 20-an tahun berkata,"Pintu depan kami dikunci dan telepon genggam serta uang kami disita." Bahkan, guru juga melarang mereka berbicara dengan siswi lain.

Siswi lainnya mengaku "takut karena tempatnya sangat terisolasi". Ia juga tak mau mengungkapkan identitasnya karena tak ingin atasannya tahu ia pernah belajar di sana. Pasalnya, pendiri sekolah itu adalah bekas tahanan yang terbukti melakukan pembunuhan.

Sekolah yang menerima 40 siswi per 20 hari untuk mengikuti program tersebut menjadi sasaran kritik warganet. Kemudian, pemerintah memutusukan untuk menutup sekolah itu karena dianggap melanggar "nilai-nilai dasar sosialis". 

Baca juga: Agar Disiplin, Mahasiswa Tiongkok Wajib Latihan Militer

Topik:

Berita Terkini Lainnya