Saat Bocah Laki-laki Afghanistan Dipaksa Layani Para Pria Tua

Mereka dijadikan budak seks.

Afghanistan punya sisi gelap di mana tak sedikit anak laki-laki berusia dari 13 hingga 15 tahun yang dijadikan budak seks untuk para pria tua. Mereka dijuluki sebagai "bacha", yakni, anak laki-laki yang berdandan, memakai sepasang payudara palsu serta berdansa layaknya perempuan di hadapan para pria pria tua. Praktik ini terjadi di ibu kota Afghanistan, Kabul.

Bacha adalah budak seks.

Saat Bocah Laki-laki Afghanistan Dipaksa Layani Para Pria TuaWashington Post

RT.com mempublikasikan sebuah dokumenter terkait bacha pada 2016 lalu.  Anak laki-laki yang hidup dalam kemiskinan di Afghanistan sangat mudah menjadi target bos bacha yang mengoperasikan semua praktik ini. Mereka mengaku tak mencari anak laki-laki yang tampan.

Yang terjadi justru mereka membidik anak-anak yang tinggal di keluarga paling miskin. Alasannya adalah mereka lebih mudah dikontrol. Anak-anak yang seharusnya belajar dan bermain justru terpaksa berubah menjadi budak seks untuk memuaskan hasrat para pria tua. Di pesta privat, tawar-menawar untuk melakukan seks adalah hal biasa.

Baca Juga: Hamil karena Diperkosa, Gadis 10 Tahun Ini Minta Aborsi

Bisnis yang memanfaatkan diskriminasi terhadap perempuan.

Saat Bocah Laki-laki Afghanistan Dipaksa Layani Para Pria TuaBarat Ali Bator via The Daily Mail

Sebagai negara yang mengklaim menganut hukum Islam, perempuan di Afghanistan dilarang untuk berekspresi di ruang publik. Mereka benar-benar harus memakai pakaian tertutup, dan jika keluar rumah, wajib ditemani oleh pria yang masih memiliki hubungan darah atau suami.

Sementara itu, tak sedikit pria yang membutuhkan hiburan yang bersifat seksual. Celah ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang kemudian menjalankan bisnis bacha. Meski tak bisa dipungkiri juga bahwa banyak pria yang memang lebih menyukai laki-laki dibanding perempuan.

Para pria tua tak dianggap sebagai homoseksual atau pedofil.

Saat Bocah Laki-laki Afghanistan Dipaksa Layani Para Pria TuaBarat Ali Bator via The Daily Mail

Japar, salah satu bos para bacha, tak ingin menyebut para pelanggannya sebagai homoseksual. Pasalnya, negaranya melarang hubungan sesama jenis. Ia berdalih bisnis yang dijalankannya lebih cenderung terkait dengan budaya, bukan orientasi seksual, apalagi homoseksualitas.

Ia pun tak mempermasalahkan fakta bahwa yang direkrutnya adalah anak-anak di bawah umur. Mantan pegawai pemerintahan ini berkata,"Setiap orang punya ketertarikannya sendiri. Beberapa menyukai laki-laki ketimbang perempuan. Itu adalah kebudayaan mereka sejak dulu di Afghanistan. Mereka tertarik pada anak laki-laki."

Praktik ini menghancurkan masa depan anak laki-laki di Afghanistan.

Saat Bocah Laki-laki Afghanistan Dipaksa Layani Para Pria TuaBarat Ali Bator via The Daily Mail

Salah satu anak laki-laki yang menjadi bacha selama lima tahun mengaku ia rela menjalani profesinya demi kemandirian finansial. Ia melalui banyak kesulitan dalam hidupnya sehingga bermimpi untuk memiliki uang agar masa depannya lebih baik, termasuk membiayai sekolahnya sendiri.

Ilusi tersebut sangat mudah menjadi pancingan. "Saya miskin, saya kasihan kepada orang miskin, jadi saya bantu mereka menghasilkan uang," kata salah satu bos bacha. Faktanya, seringkali masa depan mereka justru hancur karena ini.

RT.com bukan satu-satunya yang menyelidiki perihal bacha. Kantor berita AFP pun ikut mengangkat cerita yang sama. AFP menemui beberapa mantan bacha yang menceritakan bagaimana sulitnya hidup mereka.

Contohnya adalah remaja bernama Jawed. Ia diculik lima tahun lalu ketika usianya belum genap 14 tahun. Penculiknya adalah anggota Taliban di Kabul. Ia lalu dijadikan bacha dan harus melayani para pria tua. Jawed tak bisa lepas dari profesi bacha karena ia tak punya keahlian lain selain berdansa seperti perempuan.

Melepaskan diri dari lingkaran iblis tersebut tidak mudah. Mereka kerap harus mendapat kekerasan usai gagal kabur. Selain itu, pemerkosaan juga sering terjadi. Tak sedikit yang harus mengalami luka sampai perlu mendapatkan jahitan.

Pemerintah tak berbuat banyak.

Saat Bocah Laki-laki Afghanistan Dipaksa Layani Para Pria TuaBarat Ali Bator via The Daily Mail

Walau Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyatakan bahwa pemerintah akan memberlakukan hukuman ketat, tapi sejumlah saksi mengatakan polisi justru menangkap para bacha, bukan bos-bos yang mengatur mereka.

Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Hukuman Mati Bagi Pedofil

Topik:

Berita Terkini Lainnya