Usai Sahur, Remaja Ini Diculik dan Dianiaya Hingga Tewas

Polisi berkata peristiwa ini tak ada kaitan dengan Islamofobia.

Seorang remaja perempuan bernama Nabra Hassanen dari Virginia, Amerika Serikat, ditemukan dalam keadaan meninggal pada Minggu (18/6) waktu setempat. Gadis berusia 17 tahun tewas di tangan pria berusia 22 tahun bernama Darwin Martinez Torres.

Hassanen meninggal usai sahur dengan teman-temannya.

Usai Sahur, Remaja Ini  Diculik dan Dianiaya Hingga TewasAssociated Press via The New York Times

Dikutip dari The New York Times, pada Minggu dini hari Hassanen dan beberapa orang temannya baru saja menghadiri sebuah acara Ramadan di masjid. Mereka kemudian pergi ke sebuah restoran Muslim 24 jam bernama International House of Pancakes atau IHOP dengan menaiki sepeda. Dalam perjalanan kembali ke masjid, mereka bertemu dengan Torres.

Menurut polisi, salah seorang teman Hassanen beradu argumen dengan Torres yang saat itu membawa mobil. Ia memburu mereka hingga ke tempat parkir. Polisi sendiri tak menyebutkan apa yang menjadi topik argumen hingga membuat Torres marah.

Ketika berlari, Hassanen dilaporkan tersandung pakaiannya. Torres kemudian mengejarnya dengan membawa sebuah tongkat baseball, lalu memukulnya. Hassanen diculik dan beberapa jam kemudian polisi menemukan tubuhnya tergeletak di dekat sebuah kolam.

Torres ditangkap polisi. Ia dijerat dengan pasal pembunuhan. Namun, pihak berwajib belum mengungkap motif sebenarnya dari tragedi tersebut. Mereka hanya menyebutkan bahwa Torres mencederai Hassanen hingga tewas karena kemarahan atas argumen yang terjadi di jalan, bukan dilatarbelakangi Islamofobia atau rasisme.

Baca Juga: Ketika Punk dan Islam Menjadi Jalan Hidup

Komunitas Muslim Amerika Serikat mengkhawatirkan keselamatan mereka.

Usai Sahur, Remaja Ini  Diculik dan Dianiaya Hingga TewasFairfax County Police Department via AP Photo

HuffPost menemui sejumlah Muslim Amerika untuk meminta tanggapan atas kejadian tersebut. Rata-rata mereka khawatir peristiwa itu bisa menimpa pada diri mereka sendiri atau orang-orang terdekat.

Salah seorang Muslim perempuan berkata bahwa ketika Ramadan tiba, sudah menjadi kebiasaan untuk berkumpul bersama teman-teman hingga sahur bersama di restoran tertentu. Kekerasan hingga pembunuhan tentu berada di luar bayangan terutama karena yang mereka lakukan adalah ritual khas Ramadan.

Muslim lainnya mengaku peristiwa yang menimpa Hassanen membuat mereka terkejut dan sangat bersedih. Apalagi mengingat Hassanen saat itu baru saja melaksanakan sahur dan ingin kembali ke masjid untuk melanjutkan ibadah. Seorang ibu bahkan melarang anaknya untuk makan sahur di luar usai kejadian tersebut.

Beberapa lainnya berkata walau mereka khawatir, tapi ritual seperti itu pasti tetap dilakukan. Mereka tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan dan ketakutan sehingga mengubah apa yang sudah menjadi kebiasaan mereka ketika Ramadan tiba, yakni, sahur bersama teman-teman di luar rumah.

Baca Juga: Ramadan di UK: Rindu Iklan Sirup Hingga Takut Tak Bisa Puasa Penuh

Topik:

Berita Terkini Lainnya