Ratusan Miliarder Jadi Anggota Partai Komunis Tiongkok

Jika ditotal, nilai kekayaan mereka mencapai ribuan triliun rupiah.

Shanghai, IDN Times - Pada Senin esok (5/3), sesi pertama dari Kongres Rakyat Nasional Tiongkok ke-13 (NPC) akan digelar. Seperti dilaporkan Xinhua, ribuan delegasi akan hadir dalam sesi tersebut. Salah satu aspek yang menarik adalah lebih dari 150 orang di antaranya merupakan miliarder Tiongkok.

1. Total kekayaan mereka mencapai Rp 9.000 triliun

Ratusan Miliarder Jadi Anggota Partai Komunis TiongkokAFP/Greg Baker

Japan Times mengutip laporan majalah Hurun yang berbasis di Shanghai. Sebanyak 153 anggota NPC memiliki total kekayaan mencapai Rp 9.000 triliun. 28 orang masuk kategori paling kaya di Tiongkok. Anggota terkaya adalah Pony Ma yang merupakan pemilik raksasa internet Tencent. Jumlah kekayaannya ditaksir sekitar $47 miliar atau Rp 646 triliun.

Di belakang Ma ada pengembang real estate Evergrande, Xi Jiayin, dengan total kekayaan sekitar Rp 546 triliun. Selain keduanya, masih ada CEO ponsel pintar Xiaomi, Lei Jun, CEO Baidu, Robin Li, serta CEO Geely, Li Shufu.

2. Bergabung dengan Partai Komunis diyakini menguntungkan

Ratusan Miliarder Jadi Anggota Partai Komunis TiongkokAFP/Wang Zhao

Dilansir dari The Telegraph, keputusan para pebisnis untuk menjadi anggota Partai Komunis bukan tanpa perhitungan. Mereka meyakini bahwa dengan berkiprah di kancah politik, ada kesempatan lebih besar untuk menerima perlindungan pihak berkuasa. Alasan berikutnya adalah membangun jaringan yang mempermudah bisnis mereka. Faktor terakhir adalah agar tampak punya rasa patriotisme.

Baca juga: Partai Komunis Bikin Kongres Terbesar, Xi Jinping Siap Nyapres Lagi

3. Xi Jinping sempat berkata akan menghentikan kelebihan kekayaan yang dimiliki sekelompok orang

Ratusan Miliarder Jadi Anggota Partai Komunis TiongkokAFP/Wang Zhao

Bagian dari misi Xi Jinping yang pernah diungkapkannya adalah berperang melawan "macan dan lalat" yaitu pejabat senior dan rendahan yang melakukan korupsi atau aktivitas bisnis mencurigakan. Xi bertujuan itu perlu dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas partai.

Xi sendiri meminta anggota keluarganya untuk menjual sejumlah aset agar memudahkannya dalam menjalankan misi itu. Namun, The New York Times melaporkan bahwa ia takkan pernah benar-benar bisa melakukannya mengingat ia dan keluarganya terikat kultur bisnis yang didorong oleh negara.

Ditambah lagi dengan status Xi yang kini disebut seperti seorang kaisar. setelah ada kabar beredar bahwa Tiongkok akan menghapus batasan dua periode untuk masing-masing presiden. Jika ini dijalankan, kekuasaan Xi akan semakin tak terbatas.

Baca juga: Perempuan Masih Jadi Minoritas di Partai Komunis Tiongkok

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya