Putra Mahkota Arab Saudi Klaim Siap Perang Nuklir Lawan Iran

Kapan ya Timur Tengah bisa tenang?

Washington DC, IDN Times - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengatakan, apabila Iran membangun persenjataan nuklir, maka negaranya juga akan melakukan hal serupa. Sejauh ini, Arab Saudi mengaku ingin mendirikan dua stasiun nuklir untuk kebutuhan energi.

1. Arab Saudi bernegosiasi soal potensi pengayaan uranium dengan Amerika Serikat

Putra Mahkota Arab Saudi Klaim Siap Perang Nuklir Lawan IranANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Amerika Serikat, CBS, Salman menegaskan bahwa pihaknya akan mendesak pemerintahan Donald Trump untuk mendukung Arab Saudi. Lebih lanjut, ia ingin Amerika Serikat memihak Arab Saudi yang membuka kemungkinan pengayaan uranium. 

Arab Saudi sendiri menilai itu perlu sebab kerajaan Islam tersebut sudah memilih teknologi nuklir Amerika Serikat. "Arab Saudi tak ingin memiliki bom nuklir, tapi tanpa keraguan, jika Iran mengembangkan bom nuklir, kami akan mengikutinya secepat mungkin," ujar Salman.

Pengayaan uranium dirasa perlu oleh Salman sebab ia khawatir jika perjanjian nuklir antara Amerika Serikat dan Iran pada 2015 lalu akan gagal dilanjutkan mengingat sentimen negatif Trump terhadap Tehran. Kemungkinan perang nuklir di Timur Tengah dianggap Salman sebagai sesuatu yang harus dipertimbangkan.

Baca juga: Berkonflik dengan Palestina, Israel Siap Rangkul Arab Saudi

2.  Salman menegaskan rasa tidak sukanya terhadap Iran

Putra Mahkota Arab Saudi Klaim Siap Perang Nuklir Lawan IranANTARA FOTO/Leader.ir/Handout via REUTERS

Ketika ditanya oleh wartawan CBS mengenai alasan permusuhan antara Arab Saudi dan Iran, Salman mengklaim bahwa negaranya bukan lawan sebanding untuk rezim di Tehran.

"Iran bukan rival Arab Saudi. Tentara mereka tak masuk ke dalam lima besar pasukan di negara-negara Muslim. Perekonomian Arab Saudi lebih besar dari Iran. Iran jauh dari sejajar dengan Arab Saudi," kata Salman.

Menurut Salman, permusuhan dengan Iran terjadi sebab Ayatollah Khamenei, yang ia sebuh "Hitler baru", berambisi untuk melakukan ekspansi.

"Dia ingin menciptakan proyeknya sendiri di Timur Tengah sangat mirip dengan Hitler yang ingin memperluas kekuasaan saat itu. Banyak negara di dunia dan di Eropa tidak menyadari seberapa berbahayanya Hitler sampai apa yang terjadi, terjadi. Aku tak mau melihat kejadian yang sama di Timur Tengah."

3. Arab Saudi mengumumkan niat untuk beralih ke energi nuklir

Putra Mahkota Arab Saudi Klaim Siap Perang Nuklir Lawan IranANTARA FOTO/REUTERS/Faisal Al Nasser

Seperti dilaporkan Bloomberg pada Januari lalu, Arab Saudi berencana untuk segera membangun fasilitas nuklir pertama. Sejumlah negara sempat mengajukan tawaran seperti Tiongkok, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat. Arab Saudi pun memutuskan untuk memberikan kontrak kepada Amerika Serikat.

Langkah itu, menurut pemerintah, perlu diambil untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Hal yang sama dilakukan oleh negara tetangga yakni Persatuan Emirat Arab. Meski mengatakan pembangunan fasilitas nuklir untuk kebutuhan energi, tapi pernyataan Salman tentang potensi pengayaan uranium membuat kawasan Timur Tengah kian memanas.

Dilansir dari The Guardian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, menanggapi pernyataan Salman. Ghasemi berujar,"Kata-kata itu tak ada artinya...sebab keluar dari pikiran sederhana yang penuh ilusi yang hanya mengatakan kepahitan dan kebohongan."

Baca juga: Versi Khamenei, Begini Skema AS Gerakkan Protes di Iran

Topik:

Berita Terkini Lainnya