Diskriminasi Soal Gaji, Puluhan Perempuan Akan Gugat Google

Mereka menuduh Google sengaja melakukan diskriminasi.

Beberapa waktu lalu, Google menjadi sorotan setelah beredarnya sebuah dokumen 10 halaman yang berisi pernyataan anti keberagaman. Dokumen itu dibuat oleh seorang karyawan yang sudah dipecat. Kini Google kembali terjerat persoalan. Seperti dilaporkan The Guardian, lebih dari 60 karyawan dan mantan karyawan perempuan Google berencana menggugat salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia itu.

Google dituduh melakukan diskriminasi.

Diskriminasi Soal Gaji, Puluhan Perempuan Akan Gugat GoogleCassie Kifer/tripsavvy.com

Mereka tengah mempertimbangkan untuk mendaftarkan gugatan class-action terhadap Google. Korporasi itu diyakini sengaja memberlakukan kebijakan seksis dan diskriminatif terhadap perempuan, termasuk soal gaji.

Salah satu pengacara yang disebut akan menjadi kuasa hukum puluhan perempuan tersebut, James Finberg, mengatakan selama ini mereka digaji lebih rendah dari karyawan laki-laki. Padahal kualifikasi dan posisi mereka masing-masing sama.

Finberg mengklaim telah menemui para perempuan yang berpotensi jadi kliennya itu. Mereka mengaku mendapatkan gaji Rp 530 juta lebih rendah dari karyawan laki-laki di posisi yang sama per tahun. Tak hanya soal pendapatan, mereka juga mengaku sangat sulit untuk meningkatkan karir.

Sebabnya adalah budaya di Google yang sangat buruk untuk perempuan. Tuduhan ini menguatkan dugaan Kementerian Tenaga Kerja Amerika Serikat. Pada April lalu investigasi kementerian menunjukkan bahwa Google sengaja melakukan diskriminasi sistematis terkait pendapatan karyawan perempuan.

Baca Juga: Dirundung Skandal, CEO Uber Resmi Mundur

Pihak Google tak mau banyak berkomentar.

Diskriminasi Soal Gaji, Puluhan Perempuan Akan Gugat GoogleYoutube

Disinggung tentang kemungkinan adanya gugatan terhadap Google, seorang juru bicara korporasi yang bermarkas di California itu tak mau banyak berkomentar. "60 orang itu sample yang sangat kecil. Akan selalu ada perbedaan gaji tergantung pada lokasi, posisi dan performa, tapi prosesnya [di Google] tak memandang jenis kelamin," ujarnya.

Kasus ini seperti merupakan kelanjutan dari memo 10 halaman yang dibuat James Damore, mantan karyawan Google, yang berisi teorinya tentang mengapa jumlah perempuan di Google dan perusahaan teknologi sangat sedikit, termasuk di posisi kepemimpinan.

Menurut Damore, perempuan dan laki-laki punya perbedaan biologis yang menyebabkan perbedaan karakter. Damore berargumen bahwa laki-laki lebih cocok untuk bekerja di bidang teknologi karena otak mereka lebih tertarik pada sistem, sementara perempuan lebih tertarik pada hubungan antar manusia.

Baca Juga: CEO Uber Cuti Tanpa Batas Waktu, Ini Daftar Skandal di Uber!

Topik:

Berita Terkini Lainnya