Protes Pro Kemerdekaan Hong Kong Berakhir Ricuh

Aparat semprotkan cairan lada kepada demonstran

Protes demonstran pro kemerdekaan Hong Kong pada Minggu malam (6/11) berakhir ricuh. Aparat keamanan setempat menyemprotkan semprotan lada kepada ribuan pedemo yang memadati bagian luar kantor perwakilan Beijing.

Demo dilatarbelakangi keputusan pemerintah Tiongkok yang mengintervensi keputusan dipilihnya dua aktivis pro kemerdekaan Hong Kong.

Protes Pro Kemerdekaan Hong Kong Berakhir RicuhCarlos Barria/REUTERS

Dikutip dari TIME, Badan Legislatif Hong Kong memilih dua aktivis pro kemerdekaan, Yau Wai-ching (25) dan Baggio Leung (30), sebagai anggota mereka pada 4 November 2016 lalu. Rupanya, langkah ini membuat pemerintah Tiongkok geram. Mereka kemudian berusaha mengintervensi keputusan tersebut dengan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tinggi Hong Kong. Pemerintah Tiongkok menuntut kedua aktivis tersebut dikeluarkan dari Badan Legislatif.

Kelompok pro kemerdekaan Hong Kong menolak keras usaha intervensi Tiongkok terhadap hukum domestik teritori tersebut dan menyuarakan protes dengan turun ke jalan. Demo yang awalnya berjalan damai ini kemudian berakhir ricuh ketika ribuan massa mulai berusaha melawan para aparat. Pedemo melemparkan botol-botol ke arah petugas yang kemudian dibalas dengan semprotan lada.

Baca Juga: Warga Hong Kong Marah dengan Poster Film Ini, Ada Apa Sebenarnya?

Yau Wai-ching dan Baggio Leung vokal menyuarakan kemerdekaan Hong Kong dari Tiongkok.

Protes Pro Kemerdekaan Hong Kong Berakhir Ricuhwtop.com

Channelnewsasia.com melaporkan, saat terpilih pada 4 November lalu, Yau Wai-ching dan Baggio Leung mengucapkan sumpah yang membuat pemerintah Tiongkok dan loyalis mereka di Hong Kong naik pitam. Pasalnya, kedua aktivis tersebut menolak mengucapkan janji setia kepada Tiongkok. Mereka justru dengan tegas menyatakan Hong Kong sebagai bangsa, serta menunjukkan sebuah spanduk bertuliskan 'Hong Kong bukan Tiongkok'.

Selama kurang lebih dua tahun Yau Wai-ching dan Baggio Leung vokal menyuarakan kemerdekaan untuk Hong Kong. Mereka adalah bagian dari Umbrella Movement yang selama kurang lebih dua tahun menuntut kemerdekaan Hong Kong dari Tiongkok. Para anggota Umbrella Movement bahkan berhasil mengokupasi jalan-jalan utama di Hong Kong untuk menyampaikan tuntutan mereka yang tentu saja dikecam oleh Tiongkok.

Hong Kong diserahkan oleh Inggris kepada Tiongkok pada tahun 1997.

Protes Pro Kemerdekaan Hong Kong Berakhir RicuhTyrone Siu/REUTERS via TIME

Selama bertahun-tahun Hong Kong berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris. Pada tahun 1997, mereka menyerahkan Hong Kong kepada pemerintah Tiongkok dengan model 'satu negara, dua sistem'. Maksudnya, Hong Kong diberi kebebasan untuk mengatur perekonomian dan hukum dalam negeri mereka, tapi menyerahkan kebijakan luar negeri sepenuhnya kepada Tiongkok.

Tanpa kebijakan luar negeri, Hong Kong tidak akan pernah menjadi negara. Dengan terpilihnya Yau Wai-ching dan Baggio Leung, pemerintah Tiongkok khawatir kelompok pro kemerdekaan akan semakin kuat.

Baca Juga: Inilah Akhir Keputusan Klaim Laut China Selatan yang Menguntungkan Indonesia

Topik:

Berita Terkini Lainnya