Pria Paruh Baya Jepang Terobsesi Idol Perempuan Berusia Muda

Ada yang sampai menawar celana dalam bekas milik idol hingga jutaan rupiah...

Tokyo, IDN Times - Fenomena idol perempuan muda semakin marak di Jepang. Meski usia mereka masih sangat muda—bahkan ada yang berusia enam tahun—tapi mereka sudah terbiasa tampil di atas panggung. Penonton mereka, anehnya, banyak yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia 40-an tahun.

1. Mereka mendatangi tempat konser karena alasan yang membuat bergidik

Pria Paruh Baya Jepang Terobsesi Idol Perempuan Berusia MudaJapan Times

Seperti dilaporkan Japan Times, beberapa pria paruh baya terlihat berada di tengah kerumunan penonton yang menyaksikan konser kelompok idol perempuan berusia muda. Salah satunya, Soichiro Seki (40), mengaku dua kali seminggu ia menonton konser mereka. 

Seki bersikeras bahwa ia datang ke konser untuk mendukung penampilan mereka dan tak merasa malu. Meski begitu, Seki tak menampik ada pria-pria lain yang memiliki alasan berbeda. Menurutnya, mereka justru mengobjektifikasi para gadis muda tersebut.

"(Bagi mereka) datang ke konser seperti ini dan mengunjungi sebuah klub hostes di Kabukicho pada dasarnya sama saja," ujarnya, merujuk kepada distrik lampu merah ternama di Tokyo. Idol bernama Tama Himeno membenarkan ada pria yang tak bertujuan menikmati performa panggung.

Perempuan berusia 24 tahun itu mengaku pernah ditawari Rp 3,7 juta oleh seseorang yang ingin membeli celana dalam bekasnya. Sisanya, kata Himeno, punya tujuan untuk berkomunikasi dengan gadis-gadis muda yang tak bisa mereka lakukan di tempat lain.

Baca juga: Menjomblo, Makin Banyak Pria Jepang Kesepian di Usia Senja

2. Pria dewasa tak malu mengakui menyukai anak-anak 

Pria Paruh Baya Jepang Terobsesi Idol Perempuan Berusia Mudainstagram.com/akb48_ig

"Para pria mengidolakan gadis-gadis muda cukup diterima di Jepang," kata Himeno. Manajer idol berusia enam tahun bernama Ai, Hidenori Okuma, mengatakan para pria tertarik dengan idol muda karena imajinasi tentang "girl next door" atau gadis yang terlihat ramah dan mudah didekati.

"Bertemu dan berbincang dengan idol seusia anak SMA telah menjadi sesuatu yang sangat populer. Sekarang tidak terlalu memalukan untuk mengakui bahwa kamu suka gadis muda. Kini mereka (penggemar pria) tanpa ragu-ragu berkata memilih anak-anak perempuan seusia siswi sekolah dasar," tambah Himeno.

3. Pornografi anak semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir

Pria Paruh Baya Jepang Terobsesi Idol Perempuan Berusia Mudainstagram.com/akb48_ig

Psikiatris bernama Hiroki Fukui yang juga mengurusi para pedofil menuturkan bahwa kesadaran bahwa anak-anak perlu dilindungi dari predator seksual di Jepang "sangat rendah". Ia menjelaskan bahwa "situasi ini di Jepang tidak normal".

Jumlah pornografi anak di Jepang pun meningkat lima kali lipat dalam satu dekade terakhir. Bahkan, ada sebuah sektor bisnis di mana para pria ditawari layanan untuk berjalan-jalan dengan remaja perempuan.

Tak jarang ini berakhir dengan negosiasi untuk seks. Kemudian, ada juga fenomena bernama chaku-ero atau erotisisme yang ditutupi di mana anak-anak kecil berpose memakai pakaian renang. Foto-foto mereka bisa ditemukan dengan mudah di internet.

Kepemilikan pornografi anak sendiri baru dianggap tindakan kriminal di Jepang pada 2015 lalu. Aktivis pun menyuarakan kekhawatiran tentang masa depan anak-anak muda tersebut. Shihoko Fujiwara adalah salah satunya. Perwakilan organisasi non-profit Lighthouse yang membantu korban perdagangan manusia dan kekerasan seksual mengingatkan bahaya pola pikir masyarakat Jepang.

"Anak-anak gadis akan berpikir para penonton tergila-gila terhadap mereka karena mereka masih kecil dan seiring waktu nilai mereka akan menurun ketika mencapai usia 18 tahun. Masyarakat yang memperbolehkan anak-anak untuk memiliki identitas diri seperti itu tak bisa melindungi mereka," ujarnya.

Baca juga: Terobsesi Golongan Darah, Jepang Dianggap Diskriminatif

Topik:

Berita Terkini Lainnya