Padi di Tiongkok Ini Bisa Ditanam pada Air Asin

Diharapkan bisa penuhi kebutuhan beras untuk 200 juta orang

Tiongkok memiliki area seluas satu juta kilometer persegi dengan tingkat kadar garam atau salinitas yang tinggi. Akibatnya, tanaman pun sangat sulit untuk tumbuh. Namun, berkat kerjasama antara para ilmuwan, petani, lembaga pemerintah serta pelaku bisnis, persoalan itu telah mendapat solusinya.

Kini, tanaman padi bisa tumbuh subur di pinggir pantai.

Padi di Tiongkok Ini Bisa Ditanam pada Air AsinChina Foto Press via South China Morning Press

Dikutip dari South China Morning Post, semua berawal ketika lebih dari tiga dekade lalu seorang peneliti bernama Chen Risheng tak sengaja menemukan spesies beras merah liar di dekat hutan mangrove di suatu kawasan.

Para peneliti pun menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyeleksi bibit yang secara genetika cocok, untuk kemudian dikawin-silangkan dengan bibit padi lain. Akhirnya diperoleh setidaknya delapan kandidat spesies, tapi produktivitasnya tetap rendah. 

Misalnya, pada tahap awal, satu hektar area hanya bisa menghasilkan dua ton beras. Jumlah tersebut adalah sepertiga dari panen normal dan jauh dari cukup untuk ukuran penanaman skala besar. Kesabaran itu kini membuahkan hasil. 

Bulan lalu, para petani sanggup memanen lebih dari 4,5 ton beras per hektar di pinggir pantai di kawasan Laut Kuning. Itu merupakan sebuah lahan terbesar di Tiongkok yang memiliki salinitas tinggi. 

Baca juga: Ketika Panda Jadi "Duta Besar" Tiongkok di Beberapa Negara

Hasil panen sudah dijual dan dinikmati masyarakat.

Padi di Tiongkok Ini Bisa Ditanam pada Air AsinChina Foto Press via South China Morning Press

Menurut Yuan Longping, peneliti pertanian sekaligus kepala proyek ini, jika 1/10 area ditanami spesies padi yang punya resistensi tinggi terhadap air laut, Tiongkok bisa meningkatkan produksi beras hampir 20 persen.

Jika itu terjadi, kata Yuan, ada 50 juta ton beras yang dihasilkan sehingga cukup untuk memberi makan 200 juta orang. Hasil panen tahun lalu saja sudah bisa dijual tahun ini. Menurut warga yang sudah merasakan, beras hasil itu terasa lebih enak.

Maka tak heran bila hampir 1.000 orang sudah memesannya sejak bulan lalu. Padahal, satu kilogram beras tersebut dijual dengan harga Rp 102 ribu. Ini delapan kali lebih mahal dari beras biasa. "Target pendapatan kami dari penjualan beras tersebut adalah Rp 20,5 miliar per akhir tahun ini," kata sang manager penjualan.

Baca juga: Kurangi Polusi, Ratusan Pabrik di Tiongkok Ditutup

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya