Afghanistan Tuduh Rusia Suplai Senjata pada Taliban

Rusia ingin menghalau pengaruh Amerika Serikat

Sejumlah pejabat Afghanistan menuduh pemerintah Rusia mendukung kelompok militan Taliban. Dikutip dari The Guardian, bentuk bantuan yang diberikan berupa suplai senjata secara diam-diam.

Afghanistan lelah dengan banyaknya negara asing yang ikut campur.

Afghanistan Tuduh Rusia Suplai Senjata pada TalibanANTARA FOTO/Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS

Pemerintah Afghanistan meyakini Rusia sedang berusaha untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pasukan Amerika Serikat. Parahnya, mereka justru mendukung kelompok yang akan semakin menjauhkan Afghanistan dari persatuan.

"Banyak negara-negara besar terlibat dalam Perang Afghanistan. Kami bisa menyebut Rusia, yang sangat aktif ikut campur di Farah, dan kami telah menyita senjata-senjata buatan Rusia, termasuk senjata dengan night vision," ujar Brigadir Jenderal Mohammad Naser Hedayat.

Pada pertempuran intens di Farah, pasukan Taliban memang hampir bisa mengalahkan tentara Afghanistan untuk ketiga kalinya. Pemerintah Afghanistan pun berupaya untuk memanggil duta besar Rusia untuk menyampaikan protes.

Sebenarnya Taliban pertama kali dibentuk pada akhir 1980-an sebagai kelompok anti-Soviet. Pada perkembangannya, mereka justru menjauh dari ideologi itu, apalagi sejak koalisi yang dipimpin Amerika Serikat masuk ke Afghanistan pada 2001.

Salah satu tuduhan di masa lalu adalah bahwa intelijen Rusia membantu Taliban mengambil alih salah satu area pada 2015 dan 2016. Sejauh ini pemerintah Rusia enggan untuk berkomentar. Begitu juga dengan pemerintah Amerika Serikat.

Baca juga: "Presiden Afghanistan Adalah Jabatan Terburuk di Dunia"

Negara asing ingin menghancurkan dominasi Amerika Serikat di Afghanistan.

Afghanistan Tuduh Rusia Suplai Senjata pada TalibanANTARA FOTO/REUTERS/Omar Sobhani

Pasukan Amerika Serikat telah berada di Afghanistan selama lebih dari satu dekade. Ketergantungan kepada mereka pun tak bisa dipungkiri. Muzhda, mantan anggota Taliban, berkata bahwa campur tangan asing untuk melawan pengaruh Amerika Serikat tak seharusnya jadi kejutan lagi.

Ini berhubungan dengan kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah secara umum. "Ketika Trump menekan Iran, Rusia dan negara-negara lain, mereka akan mencoba membuat masalah untuk Amerika Serikat di Afghanistan. Ini adalah bagian dari permainan di Afghanistan," kata Muzhda. 

Namun, analis Rusia, Alexei Malashenko, menyebut tudingan itu harus ditanggapi dengan skeptisisme. "Senjata jenis apa yang kita bicarakan? Jika kita berbicara tentang Kalashnikovs atau peluncur granat maka senjata itu bisa datang dari mana saja," ucapnya.

Meski begitu, ia tak sepenuhnya menampik kemungkinan bahwa Rusia bersinggungan dengan Taliban. "Ada beragam tipe Taliban, dan ada yang melawan ISIS, jadi kenapa kita tak boleh berbicara dengan mereka? Tanpa Taliban, Afghanistan takkan berhasil didirikan."

Baca juga: Saat Bocah Laki-laki Afghanistan Dipaksa Layani Para Pria Tua

Topik:

Berita Terkini Lainnya