Pemenang Nobel Perdamaian Ingatkan Potensi Perang Nuklir

Salah satunya adalah korban selamat dari tragedi Hiroshima.

Oslo, IDN Times - Para pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian 2017 mengingatkan komunitas internasional, tak terkecuali para pemimpin negara, bahwa keberadaan nuklir bisa mengancam keberlangsungan hidup umat manusia.

Nuklir adalah "instrumen kegilaan".

Pemenang Nobel Perdamaian Ingatkan Potensi Perang NuklirANTARA FOTO/Air Force/Staff Sgt. Roidan Carlson/Handout via REUTERS

Dikutip dari CNN, pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian 2017 adalah para aktivis anti-nuklir International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN).

Penghargaan itu diberikan kepada ICAN atas "upayanya untuk menarik perhatian terhadap konsekuensi-konsekuensi kemanusiaan berbahaya dari penggunaan senjata nuklir dan untuk usaha tak kenal lelah untuk mencapai larangan persenjataan tersebut berdasarkan perjanjian."

Pemenang Nobel Perdamaian Ingatkan Potensi Perang Nuklirnuclearban.org

ICAN sendiri dengan terang-terangan menyebut bahwa nuklir adalah instrumen kegilaan. Apa yang bisa timbul dari kepemilikan nuklir adalah destruksi besar-besaran. Oleh karena itu, ICAN gigih mengampanyekan eliminasi nuklir.

"Dengarkan peringatan kami dan ketahuilah bahwa aksi-aksi kalian punya dampak. Masing-masing dari kalian adalah bagian penting dari sistem kekerasan yang mengancam umat manusia," ujar Setsuko Thurlow, salah satu aktivis ICAN sekaligus korban selamat saat tragedi Hiroshima terjadi.

Baca juga: Fasilitas Nuklir Rusia diduga Bocor, Awan Radioaktif Selimuti Eropa

ICAN diyakini berada di balik United Nations Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons.

Pemenang Nobel Perdamaian Ingatkan Potensi Perang Nuklirnuclearban.org

Menurut Komite Nobel Norwegia, ICAN berperang penting dalam mendorong pembuatan United Nations Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons atau Perjanjian PBB tentang Pelarangan Senjata Nuklir yang diadopsi pada 7 Juli lalu dengan dukungan dari 122 negara.

Berdasarkan perjanjian tersebut nuklir dikategorikan sebagai salah satu senjata yang mengancam kelangsungan hidup manusia dan keberadaan planet bumi. ICAN ingin agar setiap negara ikut bergabung dalam perjanjian tersebut.

Dalam perjanjian itu, segala aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan persenjataan nuklir—termasuk uji coba, produksi, kepemilikan dan penyimpanan—dilarang oleh perjanjian tersebut. Profesor Tilman Ruff AM, petinggi ICAN di Australia, menulis sebuah kolom di The Guardian di mana ia menegaskan pentingnya dunia tanpa senjata nuklir.

"Sudah sekian lama alasan diberikan untuk kebohongan bahwa kita lebih aman menghabiskan miliaran dolar setiap tahun untuk membangun persenjataan yang, agar kita punya sebuah masa depan, tidak boleh digunakan sama sekali. Pelucutan nuklir adalah kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak sekarang," tulisnya.

Baca juga: 2 Juta Orang Diprediksi Akan Tewas Akibat Nuklir Korea Utara

Topik:

Berita Terkini Lainnya