Pembuat Roti Ini Didenda Rp 50 Juta karena Tak Mau Libur Kerja

Work-life balance itu penting, lho...

Paris, IDN Times - Seorang pria Prancis yang berprofesi sebagai pembuat roti dikenai denda Rp 50 juta karena membuka tokonya selama tujuh hari sepanjang musim panas 2017. Dikutip dari The Independent, pria tersebut sudah melanggar aturan pemerintah lokal tempat tokonya beroperasi.

1. Hanya tokonya yang masih buka saat yang lain tutup

Pembuat Roti Ini Didenda Rp 50 Juta karena Tak Mau Libur Kerjaunsplash.com/Mink Mingle

Pria bernama Cedric Vaivre itu menolak untuk menutup toko rotinya yang terletak di Lusigny-sur-Barse. Sepanjang musim panas, area tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan. Ia beralasan bahwa jika tokonya tutup, maka keuntungan yang diperoleh tidak maksimal. 

Vaivre yang berusia 41 tahun itu dilaporkan belum membayar dendanya. Dalam sebuah wawancara dengan radio lokal, Vaivre mengaku bahwa ia "tak setuju dengan denda tersebut" dan berkata dirinya "mencintai pekerjaan" yang dijalaninya.

Baca juga: Pemerintah Prancis Dipusingkan oleh Krisis Mentega

2. Dukungan untuk Vaivre terus mengalir

Pembuat Roti Ini Didenda Rp 50 Juta karena Tak Mau Libur Kerjaunsplash.com/Roman Kraft

Wali kota setempat, Christian Branle, membela Vaivre dengan berkata bahwa "Di area ramai turis, tampaknya sangat penting untuk kita memiliki bisnis yang buka setiap hari sepanjang musim panas. Tak ada yang lebih buruk dari toko-toko tutup ketika ada wisatawan."

"Kamu harus punya akal sehat, kita berada di wilayah di mana tak banyak kompetitor...biarkan orang-orang bekerja jika pengunjung mengharapkan jasa mereka," tambahnya. Selain sang wali kota, ada hampir 2.500 orang yang ikut menandatangani petisi untuk mendukung Vaivre.

3. Ada juga yang tak sepakat dengan keputusan Vaivre sebab aturan itu berlaku untuk semua

Pembuat Roti Ini Didenda Rp 50 Juta karena Tak Mau Libur Kerjaunsplash.com/Olia Gozha

Dikutip dari CNN, aturan yang menghukum Vaivre itu ditetapkan pada 15 Desember 1994. Ketua Federasi Pembuat Roti dan Pastry setempat, Frederic Amiot, mengaku aturan itu sudah benar. "Kami memahami bahwa Vaivre ingin bekerja lebih sepanjang musim wisatawan untuk memenuhi target, tapi aturan itu berlaku untuk semua pembuat roti," ucapnya.

Prancis sendiri punya aturan yang menyebut bahwa setiap perusahaan Perancis punya kewajiban baru. Mereka harus memastikan para karyawan mereka memiliki "right to disconnect" atau hak untuk tak terhubung dengan teknologi setelah jam kerja dan pada akhir pekan.

Perancis sedang berusaha mengurangi tingkat stress penduduknya yang terjangkit 'penyakit' kompulsif untuk selalu memikirkan pekerjaan -- termasuk mengecek email -- di luar jam kerja. Aturan ini diberlakukan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari 50 orang karyawan.

Baca Juga: Di Prancis, Balas Email Kantor Setelah Jam Kerja Adalah Ilegal

Topik:

Berita Terkini Lainnya