Pemancing Temukan Lobster "Bertato" Pepsi

Ada kekhawatiran bahwa itu berasal dari sampah di laut.

New Brunswick, IDN Times - Kru pemancing asal Kanada menemukan seekor lobster yang memiliki logo Pepsi tertempel di bagian capitnya. Dikutip dari The Guardian, lobster tersebut ditemukan terjebak di perairan Grand Manan, New Brunswick.

Beragam teori muncul terkait bagaimana logo Pepsi bisa berada di tubuh lobster itu.

Pemancing Temukan Lobster Bertato PepsiKarissa Lindstrand via The Guardian

Salah satu anggota kru, Karissa Lindstrand, mengaku yang pertama kali mengetahui hal itu. Ia mengonsumsi 12 kaleng Pepsi per hari sehingga cepat mengenalinya. "Aku pikir 'Oh, itu kaleng Pepsi,'" ujarnya. Namun, setelah diperhatikan dari dekat, Lindstrand seperti melihat tato Pepsi pada capit lobster tersebut. "Itu tampak seperti sebuah cetakan yang ditempelkan tepat di capitnya," tambah Lindstrand.

Para kru mengaku tak pernah melihat sesuatu seperti itu. Mereka pun mempertanyakan bagaimana mungkin seekor lobster memilki logo Pepsi di bagian tubuhnya. Beberapa percaya bahwa lobster itu tumbuh di sekitar kaleng yang jadi sampah di laut.

Sedangkan yang lainnya meyakini ada kotak Pepsi yang menempel di lobster itu. Sementara itu, Lindstrand tak yakin logo itu berasal dari kaleng atau kotak karena ukurannya. Meski begitu, ia juga tak tahu pasti dari mana asalnya.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] "Spesies" Laut Baru Bernama Sampah Plastik

Temuan tersebut melahirkan perdebatan tentang banyaknya sampah di laut.

Pemancing Temukan Lobster Bertato PepsiAntoine Therizols via Unsplash

Lindstrand melihat bahwa terdapatnya logo Pepsi pada capit lobster itu adalah tanda betapa parahnya sampah di lautan. Berdasarkan prediksi peneliti dari yayasan milik pelaut veteran Inggris Ellen MacArthur, pada 2050 mendatang akan ada jauh lebih banyak sampah plastik di laut dibandingkan dengan keberadaan ikan. Sebagai perbandingan, pada 2014 rasio sampah plastik terhadap ikan adalah 1:5.

Pada 2050, rasionya menjadi >1:1. Pasalnya, produksi plastik di dunia akan meningkat pesat. Pada 2014 lalu ada 311 juta ton plastik yang diproduksi. Pada 2050, angka tersebut diyakini naik hingga lebih dari 1,1 miliar ton. Tragisnya, dari jumlah produksi itu, hanya 5 persen yang didaur ulang dengan efektif, dan 8 juta ton berakhir di laut.

Baca juga: Ternyata 5 Kota Ini Sudah Lebih Maju dari Jakarta dalam Menghadapi Perubahan Iklim!

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya