Pelaku Teror Manhattan Terancam Hukuman Mati

Dia dituduh sudah merencanakan aksinya sejak setahun lalu

Sayfullo Saipov, pelaku teror Manhattan akhirnya dituntut hukuman setimpal oleh jaksa pengadilan federal New York. Ia dituduh melakukan serangan terencana yang dipengaruhi oleh video-video propaganda ISIS untuk membunuh orang-orang yang merayakan Halloween. 

Tanggal itu dipilih karena Saipov menilai akan ada banyak orang di jalan saat Halloween. Ada delapan orang yang tewas dan 12 lainnya terluka akibat serangan tersebut.

Ia terancam hukuman mati.

Pelaku Teror Manhattan Terancam Hukuman MatiANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly

Tuntutan tersebut dibacakan di pengadilan sipil New York pada Rabu malam (1/11). Dikutip dari The New York Times, dalam laporannya, penegak hukum mendeskripsikan laki-laki 29 tahun itu sebagai murid propaganda ISIS. 

Ia berniat melakukan aksi teror usai menonton video yang mempertanyakan apa yang dilakukan Muslim di Amerika Serikat saat mengetahui pembunuhan Muslim di Irak. Dalam persidangan itu juga terungkap bahwa rencana itu sudah disiapkan oleh Saipov sejak setahun lalu. 

Saipov hadir dalam persidangan usai dioperasi karena kepolisian menembaknya di bagian perut. Laki-laki asal Uzbekistan terlihat duduk di atas kursi roda dan kedua tangannya diborgol. Kemungkinan besar Saipov akan mendapatkan tuntutan hukuman mati.

Baca juga: Teror Manhattan, Pelaku Diduga Simpatisan ISIS yang Jadi Pengemudi Uber

Propaganda ISIS benar-benar ia jalankan.

Pelaku Teror Manhattan Terancam Hukuman MatiANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly

Dalam tuntutan jaksa juga disebutkan bahwa Saipov yang datang ke Amerika Serikat pada 2010 itu sangat menuruti instruksi ISIS. Misalnya, dalam majalah propagandanya, Rumiyah, ISIS menyarankan serangan menggunakan kendaraan. 

Lalu, ISIS juga menginstruksikan agar pengikutnya membawa senjata kedua agar bisa melanjutkan serangan. Menurut pihak berwajib, Saipov sebenarnya memiliki satu tas besar berisi pisau di dalam truk tapi tak sempat membawanya keluar kendaraan.

Para saksi yang ditemui polisi mengatakan Saipov sudah dekat dengan ekstremisme sejak pertama kali datang ke Amerika Serikat. Tanda-tanda itu tampak, misalnya, dari sikapnya yang kian agresif ketika mendiskusikan kebijakan Amerika Serikat di Israel.

Bahkan, ketika pindah ke Florida, seorang imam masjid di sana juga mengaku khawatir Saipov salah menginterpretasikan ajaran Islam dan sempat memintanya untuk belajar lagi.

Saipov merasa tidak ada yang salah dengan perbuatannya.

Pelaku Teror Manhattan Terancam Hukuman MatiANTARA FOTO/REUTERS/Jeenah Moon

Jaksa juga menyebutkan bahwa Saipov tadinya berniat untuk memajang bendera ISIS di truk yang dipakainya untuk menjalankan serangan tersebut. Namun, ia memilih untuk membatalkannya karena khawatir itu justru akan menarik perhatian.

Meski ia telah membunuh, melukai dan menciptakan teror, tapi Saipov ternyata merasa bangga dengan apa yang sudah diperbuatnya. Ia bahkan meminta polisi memasang bendera ISIS di kamar rumah sakitnya.

Baca juga: Meski Terjadi Teror, Warga New York Tetap Rayakan Halloween

Topik:

Berita Terkini Lainnya