Canggih, PKL di Bangkok Gunakan Pembayaran Digital

Bayar tinggal scan pakai smartphone

Bangkok, IDN Times - Pedagang kaki lima adalah salah satu daya tarik Bangkok. Turis yang datang ke sana pasti menikmati berbagai kuliner jalanan murah di berbagai sudut kota. Meski terkesan kecil, tapi para pedagang kaki lima rupanya telah mulai terlibat dalam revolusi digital. Dikutip dari Reuters, mereka kini beralih dari sistem pembayaran tunai ke Quick Response (QR) yang menggunakan barcode.

Pembayaran bisa diselesaikan memakai smartphone.

Canggih, PKL di Bangkok Gunakan Pembayaran DigitalLisheng Chang via Unsplash

Sejumlah pedagang kini menawarkan transaksi digital kepada para pembeli jajanan atau pakaian. Ini diawali dengan keputusan Bank Thailand yang pada minggu lalu mengizinkan lima bank untuk mengimplementasikan sistem pembayaran elektronik dengan barcode.

Artinya, para konsumen tak perlu lagi membawa uang tunai untuk jajan di pinggir jalan. Latar belakangnya adalah mewujudkan cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai di mana transaksi dilakukan baik dengan kartu kredit, kartu debit atau barcode yang aplikasinya bisa diunduh memakai smartphone.

"Tren global saat ini menuju 'masyarakat tanpa uang tunai' sebab lebih nyaman dan ada bukti transaksi. Sistem kode QR akan sangat praktis di Thailand seiring dengan berkurangnya investasi yang perlu dimiliki oleh pihak penjual," ujar Somsak Khaosuwan selaku Deputi Menteri Perekonomian dan Masyarakat Digital.

Baca juga: Pemakaman Raja Thailand Habiskan Dana Rp 1 Triliun

Walau masih ada yang memilih uang tunai, tapi sistem transaksi dengan QR mengalami kenaikan.

Canggih, PKL di Bangkok Gunakan Pembayaran DigitalDan Freeman via Unsplash

Para penjual di sebuah pasar yang menjual beragam kebutuhan mulai dari sayuran hingga pakaian berkata semakin banyak konsumen yang memilih cara digital. Walau tak dipungkiri bahwa masih ada yang setia menggunakan uang tunai. Salah satu penjual mengaku transaksi digital memudahkannya.

"Aku tak perlu khawatir lagi soal uang kembalian," ujarnya. Hanya saja, menurutnya, konsumen usia lanjut mendapati aplikasi tersebut sulit dimengerti. Di sisi lain, pembeli di usia 20-an dan 30-an mengaku lebih suka dengan sistem baru itu. "Aku sering berbelanja online jadi aku tak ada masalah dengan transaksi digital," ucap salah seorang mahasiswa.

Baca juga: Pemakaman Raja Thailand Habiskan Dana Rp 1 Triliun

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya