Jalani Rehabilitasi, Pecandu Internet Ini Malah Meninggal

Di tubuhnya ditemukan bekas-bekas luka.

Remaja Tiongkok berusia 18 tahun meninggal beberapa hari usai masuk pusat perawatan pecandu internet. Menurut kedua orangtuanya, ada banyak bekas-bekas luka yang ditemukan pada tubuhnya.

Ia sangat kecanduan internet.

Jalani Rehabilitasi, Pecandu Internet Ini Malah MeninggalFernando Moleres/Panos Pictures via Daily Mail

Dikutip dari BBC, remaja itu masuk ke pusat perawatan pecandu internet pada awal Agustus. Orangtuanya mengaku bahwa putranya memang sangat kecanduan internet hingga level mengkhawatirkan.

Akhirnya keduanya memutuskan untuk memasukkannya ke sana. Pusat perawatan tersebut pun disebut menggunakan kombinasi "arahan psikologis dan pelatihan kebugaran" untuk mengurangi dan menghilangkan kecanduan dalam diri anak-anak serta remaja.

Hanya dalam dua hari hari, orangtua remaja itu mendapat kabar bahwa putra mereka harus dilarikan ke rumah sakit. Tak ada yang mengetahui pasti apa penyebab kematiannya. Namun, dokter yang merawat mengatakan ada lebih dari 20 bekas luka pada tubuhnya.

"Tubuh putraku dipenuhi bekas-bekas luka, dari kepala hingga kaki. Ketika aku mengantarnya ke sana dia masih baik-baik saja, bagaimana mungkin dia bisa meninggal hanya dalam 48 jam?" ujar sang ibu. Kini kepala dan para staf pusat perawatan sudah diamankan oleh pihak kepolisian.

Baca Juga: Di Tiongkok, Remaja Kecanduan Internet Mendapat Sengatan Listrik

Kritik terhadap pusat perawatan pecandu internet pun meningkat.

Jalani Rehabilitasi, Pecandu Internet Ini Malah Meninggalvoanews.com

Tragedi tewasnya remaja 18 tahun itu ikut meningkatkan kritikan terhadap pusat perawatan pecandu internet di Tiongkok. Tak hanya masyarakat, media pun turut menyuarakan kekhawatiran mereka dan ingin agar institusi itu diatur secara lebih ketat.

Pasalnya, para pengelola terkenal menggunakan cara-cara militer yang tak manusiawi di mana mereka beragumen itu bisa benar-benar menyembuhkan pecandu internet. Bahkan, para pasien disetrum listrik dan dipukuli oleh staf dari pusat perawatan tersebut.

Selain itu, berbagai pihak mulai mengkritik para orangtua yang menyerahkan tanggungjawab mereka kepada pihak ketiga. "Pada akhirnya, ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan dari keluarga," kata salah satu netizen.

Pemerintah sendiri tengah menggodok rancangan undang-undang terkait persoalan ini. Bila lolos dan menjadi undang-undang, pusat perawatan tersebut diharamkan menggunakan cara-cara kekerasan kepada pasien mereka.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Tumbuh dan Suburnya Perilaku Bullying

Topik:

Berita Terkini Lainnya