Ilmu Sihir Akan Dibahas PBB, Ini Alasannya

Orang albino sering menjadi target karena dipercaya sebagai hantu.

Bagi beberapa masyarakat di berbagai negara, ilmu sihir masih sering dipercaya sebagai suatu kebenaran. Dampaknya juga tak jarang sangat buruk. Menurut laporan PBB, kepercayaan dan praktik yang berkaitan dengan ilmu sihir berakibat pada pelanggaran HAM serius seperti pukulan, pemotongan bagian-bagian tubuh tertentu, amputasi tangan atau kaki, penyiksaan, bahkan pembunuhan. Oleh karena itu, PBB pun tengah menyiapkan pertemuan untuk membahas ini.

PBB menilai ada "kegagalan institusional yang memperburuk impunitas".

Ilmu Sihir Akan Dibahas PBB, Ini AlasannyaYoutube

Dalam pernyatannya, Kantor Komisi Tingkat Tinggi PBB Urusan HAM (OHCHR) menilai perlunya pembahasan serius untuk mencegah terjadinya pelanggaran HAM yang disebabkan kepercayaan terhadap sihir. Selama ini, menurut OHCHR, belum ada respon yang tegas dari pemerintah.

"Seringkali, sistem yudisial tidak bertindak mencegah, menginvestigasi atau memprosekusi pelanggaran HAM yang berhubungan dengan keyakinan terhadap ilmu sihir," tulis pernyataan itu. Padahal, perempuan, anak-anak, orang tua, penyandang disabilitas dan albino secara nyata dijadikan target. "Kegagalan institusional ini memperburuk impunitas," kata OHCHR. Impunitas sendiri merupakan kondisi di mana sebuah pelanggaran tidak mendapat hukuman.

Selain itu, laporan PBB pada 2009 menilai pelanggaran HAM yang disebabkan keyakinan terhadap ilmu sihir tidak mendapatkan perhatian sebagian karena sulitnya mendefinisikan 'penyihir' dan 'ilmu sihir' dalam berbagai budaya. Selama ini, ilmu sihir juga diyakini digunakan untuk keperluan penyembuhan.

Baca Juga: Dibunuh, Pria Botak Mozambique Jadi Tumbal Pesugihan

Perlu pemahaman lebih baik terkait ilmu sihir untuk mencegah pelanggaran HAM.

Ilmu Sihir Akan Dibahas PBB, Ini AlasannyaYoutube

Sejumlah pelanggaran yang terjadi dan diduga berkaitan dengan ilmu sihir selama ini sudah dilaporkan oleh beberapa pejabat tingkat tinggi PBB. Misalnya, Special Representative of the Secretary General (SRSG) on Violence against Children yang berisi beragam kekerasan yang menimpa anak-anak.

Bahkan, tim independen PBB yang terdiri dari para pakar juga mengangkat topik kekerasan terhadap albino untuk mendapatkan pendekatan yang lebih holistik. Pada 2016 lalu OHCHR menyebutkan bahwa perempuan albino kerap jadi target serangan seksual karena mitos bahwa berhubungan badan dengan mereka bisa menyembuhkan HIV/AIDS.

Para ibu juga diasingkan dan didiskriminasi jika melahirkan bayi albino karena diyakini membawa kesialan. Jumlah para korban memang tidak diketahui, tapi PBB merasa ini adalah persoalan mendesak. Pada 21 dan 22 September 2017 OHCHR dan akademisi dari Lancaster University akan bertemu di markas PBB di Jenewa untuk membahas praktik ilmu sihir ini.

Tujuannya adalah "mendapatkan pemahaman lebih baik tentang keyakinan dan praktik terkait ilmu sihir, dan dampaknya terhadap hak asasi manusia, dengan harapan bisa mengembangkan solusi untuk mencegah pelanggaran berikutnya."

Baca Juga: Banyak Ditentang, 5 Negara Ini Masih Jalankan Tes Keperawanan

Topik:

Berita Terkini Lainnya