Pastor Transgender Ini Punya Pesan Anti-Homofobia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
South Dakota, IDN Times - Menjadi seorang transgender sekaligus lesbian masih merupakan kondisi yang sulit diterima di beberapa lingkungan tertentu, apalagi jika yang kehidupan relijiusnya sangat kuat. Itulah yang dirasakan oleh Pastor Megan Rohrer.
Dikutip dari Cosmopolitan, Megan yang lahir dan besar di lingkungan Kristen Lutheran di South Dakota mengalami banyak siksaan karena kondisinya itu.
Ia menjadi korban bullying.
Pastor Megan terlahir sebagai seorang perempuan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia merasa tak nyaman dengan identifikasi tersebut dan memutuskan menjalani operasi. Di tengah perjuangannya untuk meneguhkan jati diri ia justru menjadi korban bullying.
Misalnya, ketika di kampus, ia terus-terusan dihina oleh teman-temannya yang mengutip ayat Matius yang mereka interpretasikan berisi pesan anti-homoseksual. Meski begitu, ia tidak lantas membenci agama. Megan malah memutuskan untuk mendalaminya.
Editor’s picks
Baca juga: Unik! Masjid Ini Punya Imam Perempuan dan Terima LGBTQ
Megan ingin agama menjadi pemersatu, bukan pemecah belah persaudaraan.
Megan adalah pastor pertama yang mengaku sebagai transgender sekaligus di Gereja Lutheran. Ia juga memiliki pasangan dan dua orang anak. Bagi Megan, kondisinya tak seharusnya menjadi penghalang untuk membuat agama sebagai media untuk menyebarkan keterbukaan dan penerimaan.
Sebagai pastor, ia mengajarkan jemaat tentang pentingnya memerangi prasangka. Megan pun punya pesan penting untuk orang-orang yang mengaku beragama tapi juga punya homofobia.
"Menggunakan kepercayaan untuk menghancurkan orang lain bukan hal yang baik. Kita harus bersuara sekeras dan semarah orang-orang yang ingin mendeklarasikan bahwa ada tipe-tipe manusia tertentu yang tak dicintai oleh Tuhan," tegasnya.
Baca juga: Di AS, Millennial Muslim Tak Persoalkan Homoseksualitas