Di Afrika, Pasien yang Jalani Operasi Lebih Berpotensi Meninggal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cape Town, IDN Times - Sebuah hasil studi yang dirilis oleh The Lancet menunjukkan sebuah kenyataan yang menyedihkan. Dalam studi itu disebutkan bahwa para pasien yang menjalani operasi di Afrika dua kali lebih berpotensi untuk meninggal.
1. Angka yang ada lebih tinggi dari rataan secara global
Dari 11.422 pasien di 247 rumah sakit di 25 negara Afrika, lebih dari 18 persen mengalami komplikasi usai operasi. Kemudian, satu persen pasien meninggal di rumah sakit dalam 30 hari usai operasi. Angka tersebut dua kali lebih tinggi dari rataan secara global.
Baca juga: Pria Ini Jalani Operasi Otak Sambil Main Gitar
2. Baik operasi darurat maupun operasi elektif sama berbahayanya
Editor’s picks
Pengumpulan data dilakukan selama seminggu dari Februari hingga Maret 2016 terhadap pasien yang perlu menginap di rumah sakit usai menjalani operasi. Persentase kematian setelah operasi sangat mengerikan.
Misalnya, 2,1 persen pasien operasi dan 1 persen yang menjalani operasi elektif meninggal dalam waktu 30 hari setelahnya. Sementara itu, komplikasi yang dialami pasien tergolong beragam, salah satunya adalah pneumonia.
3. Kemampuan staf medis dan kelengkapan fasilitas operasi diduga menjadi penyebabnya
Operasi yang paling sering dilakukan adalah caesar (33 persen). Pasien kemudian mengalami infeksi setelah menjalani operasi tersebut. Selain itu, tak sedikit jumlah pasien meninggal usai operasi adalah orang-orang yang berusia masih muda.
Profesor Bruce Biccard dari University of Cape Town berkata kepada The Guardian,"[Alasan] mengapa orang-orang mengalami nasib sangat buruk di Afrika dari sudut pandang operasi adalah bahwa tidak adanya sumber daya manusia."
Wilayah sub-Sahara yang dikenal sebagai salah satu area termiskin di dunia paling merasakan dampaknya. Kurang dari satu dari sepuluh orang tidak mendapatkan akses perawatan operasi dasar. Bukan hanya karena kurangnya tenaga medis atau mahalnya harga obat serta perawatan, tapi juga karena fasilitas kesehatan biasanya terletak sangat jauh dari tempat tinggal pasien.
Baca juga: Perbesar Payudara, Wanita Ini Malah Tewas di Meja Operasi