Sekolah Ini Pasang CCTV Agar Orangtua Bisa Awasi Anaknya

Sekolah atau penjara, ya?

Weibo, media sosial Tiongkok, sempat dipanaskan oleh warganet yang membahas satu topik: kamera pengawas di ruang kelas. Sejumlah sekolah di Tiongkok menilai bahwa langkah yang tepat untuk membuat para siswa disiplin adalah dengan merekam semua kegiatan mereka. 

Orangtua harus membayar kepada sekolah untuk mendapatkan akses ke kamera pengawas.

Sekolah Ini Pasang CCTV Agar Orangtua Bisa Awasi AnaknyaWeibo via Shanghaiist

Rupanya, tak hanya pihak sekolah saja yang bisa mengawasi para siswa. Sekolah juga memberikan akses kepada orangtua murid agar bisa mengawasi apa pun yang dikerjakan anak-anak di sekolah. Hanya saja, sekolah mewajibkan orangtua untuk membayar jumlah uang tertentu untuk ini.

"Minggu lalu, sekolah anakku memaksaku membayar 100 yuan (Rp 203 ribu) dan memberiku sebuah password untuk log-in. Hari ini aku mengunduh aplikasinya di handphone dan bisa masuk ke kamera pengawas di dalam kelas anakku," tulis seorang ayah pada 25 September.

Ia menyebut pengalaman itu mengerikan. Anaknya berkata bahwa ia adalah orangtua terakhir yang setuju membayar untuk mendapatkan akses ke kamera pengawas. Anaknya khawatir akan diperlakukan berbeda jika ia tak segera setuju atas kebijakan itu, sebab semua orangtua di kelasnya sudah sepakat untuk mendukung keberadaan kamera pengawas.

Baca Juga: Sulitnya Ujian Masuk Universitas di Tiongkok Akan Bikin Kalian Bersyukur Sekolah di Indonesia

Sekolah juga menyiarkan langsung rekaman kamera pengawas tersebut.

Sekolah Ini Pasang CCTV Agar Orangtua Bisa Awasi AnaknyaWeibo via Shanghaiist

Sebuah artikel di The New York Times melaporkan bahwa ribuan sekolah di Tiongkok memasang kamera pengawas di ruang kelas dan menyiarkannya secara langsung melalui internet. Tak hanya orangtua, warganet yang penasaran pun bisa ikut melihat, bahkan memberi komentar.

Menurut pihak sekolah, kamera pengawas bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dan menjadi alat pemantau jika ada yang bersikap tak baik. Sayangnya, manfaat itu tak dirasakan para target: siswa itu sendiri. "Aku membencinya. Aku merasa seperti di kebun binatang," ujar seorang siswa sekolah menengah atas.

Pakar pendidikan juga menyuarakan kekhawatiran mereka. "Jika ruang kelas di bawah pengawasan sepanjang waktu, instruksi pasti akan dipengaruhi oleh faktor dari luar dan opini dari siapapun yang menonton," kata Xiong Bingqi, petinggi lembaga riset Tiongkok yang fokus pada pendidikan.

Protes pun dianggap sia-sia oleh para siswa. "Sebagian besar siswa ingin berpendapat dan membela diri mereka, tapi kami tak punya kekuatan. Ini adalah urusan orang dewasa. Kami tak diizinkan membicarakannya," kata salah satu siswa.

Baca Juga: Jalani Rehabilitasi, Pecandu Internet Ini Malah Meninggal

Topik:

Berita Terkini Lainnya