Liput Soal Rohingya, Dua Jurnalis Reuters Terancam 14 Tahun Penjara

Keduanya dituding bersalah karena mendapatkan "dokumen penting rahasia terkait Rakhine".

Yangon, IDN Times - Dua jurnalis Reuters, Wa Lone (31) dan Kyaw Soe Oo (27), dituding melanggar Undang-undang Kerahasiaan oleh jaksa pada Rabu (10/1). Keduanya sudah ditahan oleh pemerintah Myanmar sejak 12 Desember 2017 lalu.

1. Wa Lone dan Kyaw Soe Oo ditangkap usai bertemu dengan polisi Myanmar

Liput Soal Rohingya, Dua Jurnalis Reuters Terancam 14 Tahun PenjaraAFP/Ye Aung Thu

Seperti dilaporkan Reuters, kedua reporternya tersebut tengah mengerjakan cerita tentang krisis kemanusiaan di Rakhine di mana lebih dari 600.000 warga Rohingya Muslim kabur karena operasi militer Myanmar. Keduanya ditangkap usai diundang makan malam oleh polisi setempat pada 12 Desember lalu di Yangon.

Menurut Kementerian Informasi Myanmar, polisi mengatakan bahwa Wa Lone dan Kyaw Soe Oo "ditangkap karena memiliki dokumen-dokumen penting dan rahasia milik pemerintah terkait Rakhine dan pasukan keamanan". Keduanya diyakini mendapatkan informasi secara ilegal dengan niat untuk membagikannya kepada media asing.

Baca juga: Tanpa Keterangan yang Jelas, Myanmar Tahan Jurnalis Reuters

2. Mereka berdua terancam hukuman penjara hingga 14 tahun

Liput Soal Rohingya, Dua Jurnalis Reuters Terancam 14 Tahun PenjaraAFP/Ye Aung Thu

The Guardian mengutip pengacara Wa Lone dan Kyaw Soe Oo yang mengatakan bahwa jika terbukti bersalah, mereka berdua bisa mendekam di penjara hingga 14 tahun. Usai pembacaan tuntutan di pengadilan di Yangon, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo menegaskan bahwa mereka akan menghadapi tuntutan tersebut.

Wa Lone sendiri mengaku mencoba menguatkan diri dengan situasi yang ia hadapi saat ini. Keluarga keduanya yang hadir di pengadilan pun sangat emosional ketika pengadilan dibubarkan. Mereka menangis dan mengkhawatirkan Wa Lone serta Kyaw Soe Oo.

3. Sejumlah pihak meminta pemerintah Myanmar untuk membebaskan dua jurnalis itu

Liput Soal Rohingya, Dua Jurnalis Reuters Terancam 14 Tahun PenjaraAFP/Thiha Lwin

Pemimpin redaksi Reuters, Stephen J. Adler, mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi tuntutan jaksa kepada dua wartawannya. Ia meminta agar keduanya segera dibebaskan. "Kami melihat ini sebagai serangan yang tak bisa dibenarkan dan dilakukan secara terang-terangan terhadap kebebasan pers," tulis Adler.

Selain Adler, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) juga mengungkapkan hal serupa. Dalam situsnya, CPJ menulis,"Investigasi terhadap Wa Lone dan Kyaw Soe Oo adalah upaya transparan untuk mengintimidasi media dan untuk mencegah pemberitaan tentang tragedi tentang masyarakat Rohingya yang tengah terjadi di Rakhine."

Liput Soal Rohingya, Dua Jurnalis Reuters Terancam 14 Tahun PenjaraAFP/Thiha Lwin

"Dua reporter itu tak seharusnya ditahan karena mencoba untuk mengungkap kebenaran tentang cerita yang menyangkut kepentingan publik ini," tambah CPJ. Sekelompok reporter lokal juga mengampanyekan pembebasan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo. Mereka sempat memakai pakaian hitam dan memborgol diri sendiri sebagai simbol "penangkapan tak adil yang berdampak kepada kebebasan media".

Baca juga: Usai Dilahirkan, Bayi Perempuan Rohingya Ini Dibunuh

Topik:

Berita Terkini Lainnya