Krisis Venezuela, Demonstran Dibakar Hidup-hidup

Ia terlibat dalam protes anti pemerintah

Seorang demonstran yang terlibat dalam protes anti pemerintah Venezuela, Orlando Jose Figuera, dibakar hidup-hidup pada Sabtu (20/5). Ia menderita 80 persen luka bakar di sekujur tubuhnya. Sekitar 100 orang mengerubungi Figuera.

Mereka lalu menyiramnya dengan bensin, dan membakarnya di Plaza Altamira. Demonstrasi yang meminta Presiden Nicolas Maduro untuk mengundurkan diri tersebut telah berlangsung selama 50 hari atau tujuh minggu. 

Terjadi perdebatan terkait penyebab dibakarnya Figuera.

Krisis Venezuela, Demonstran Dibakar Hidup-hidupCarlos Eduardo Ramirez/Reuters via businessinsider.com

Dikutip dari The Guardian, para saksi mata, termasuk seorang fotografer Reuters, mengatakan Figuera dibakar hidup-hidup setelah massa menuduhnya sebagai seorang pencuri. Tak hanya dibakar, Figuera juga sempat ditusuk oleh orang tak dikenal. Sementara itu, pernyataan lain disampaikan oleh Maduro.

Ia berkata bahwa Figuera menjadi korban keganasan massa karena ia mengaku pendukung gerakan Sosialis yang dibentuk oleh presiden Venezuela sebelumnya, Hugo Chavez. Dalam acara televisinya, Maduro menyebut,"Seorang pria dibakar hidup-hidup, dipukuli, ditusuk... Mereka hampir menghabisinya hanya karena dia berteriak bahwa dirinya adalah seorang Chavista."

Baca Juga: Kelompok Anarkis Yunani Mengubah Hotel untuk Jadi Tempat Tinggal Pengungsi

Venezuela tengah terjebak dalam krisis ekonomi yang parah.

Krisis Venezuela, Demonstran Dibakar Hidup-hidupHuman Rights Watch

Protes untuk meminta Maduro mundur dari kursi kepresidenan terjadi karena oposisi menilai ia dan pendahulunya, Hugo Chavez, telah salah mengelola perekonomian negara sejak berkuasa pada 1999. Mereka juga meminta para tahanan politik yang melawan pemerintah segera dilepaskan.

Venezuela sendiri adalah negara yang memiliki cadangan minyak yang luar biasa besar. Namun, sejak beberapa tahun terakhir negara tersebut terjebak dalam krisis ekonomi yang berdampak pada kelangkaan beragam kebutuhan sehari-hari, mulai dari pangan hingga obat-obatan.

Bahkan, seperti yang dilaporkan CNN, penduduk Venezuela sangat sulit mendapatkan tisu toilet sampai ada yang harus terbang ke AS untuk membelinya. Pada Desember 2016 tingkat inflasi di Venezuela telah menyentuh 800 persen. Kondisi ini yang semakin membuat rakyat tidak puas dengan Maduro.

Aksi demonstrasi telah memakan 48 korban jiwa.

Krisis Venezuela, Demonstran Dibakar Hidup-hidupCarlos Garcia/Reuters via businessinsider.com

Protes di ibu kota Venezuela, Caracas, yang awalnya damai bisa berubah menjadi sangat brutal hingga memakan korban. Demonstran dan pihak keamanan sering terlibat dalam pertikaian. Polisi pun melemparkan gas air mata dan meledakkan bom Molotov.

Sejak protes dimulai telah ada sekitar 950 orang yang terluka. Tak sampai di situ. Pertikaian sepanjang protes juga memakan korban jiwa. Angka terbaru menunjukkan bahwa ada 48 orang yang tewas. Beberapa dikaitkan dengan pertikaian antara pihak oposisi dan pro pemerintah.

Sementara beberapa lainnya tewas karena aksi vandalisme yang tak berhubungan dengan protes politik. Maduro sendiri pernah berkata bahwa para demonstran melakukan upaya kudeta menggunakan kekerasan dengan bantuan AS.

Krisis Venezuela, Demonstran Dibakar Hidup-hidupbusinessinsider.com

Salah satu pernyataannya pun menjadi perdebatan. Ia sempat menyebut bahwa apa yang menimpa pemerintah Venezuela sama dengan apa yang terjadi kepada Yahudi kala Nazi berkuasa di Jerman. Dengan kata lain, pihak oposisi merupakan Hitler pada kasus ini. "Kami adalah Yahudi di abad 21 yang dikejar oleh Hitler," ujar Maduro.

Baca Juga: Lebih dari 1 Juta Rakyat Korea Selatan Turun ke Jalan Menuntut Presiden Mundur

Topik:

Berita Terkini Lainnya