Krisis, Negara Ini Minta Rakyatnya Makan Kelinci
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah Venezuela yang dipimpin oleh Presiden Nicolas Maduro belum mengeluarkan laporan terkait tingkat inflasi negara selama lebih dari setahun. Namun, kongres yang dipimpin oleh pihak oposisi mengatakan bahwa per Juni 2017, tingkat inflasi Venezuela sudah mencapai 127,8 persen.
Mayoritas rakyat Venezuela dipastikan tidak bisa membeli beragam kebutuhan dasar, termasuk makanan. Bahkan, kelangkaan bahan pangan terjadi di mana-mana. Hiperinflasi yang mencekik dan seakan tidak ada jalan keluar tersebut, sebabkan kerusuhan dan penjarahan. Jumlah anak yang menderita malnutrisi dan harus dirawat meningkat dari 30 pada 2015 menjadi 110 pada 2016, dan diprediksi terus meningkat.
Maduro imbau rakyat mengonsumsi daging kelinci.
Untuk menyelesaikan masalah krisis ini Maduro baru saja menawarkan sebuah usulan kepada masyarakat Venezuela. Dikutip dari BBC, presiden berusia 54 tahun tersebut mengimbau rakyat untuk memakan daging kelinci.
Editor’s picks
Menurut Maduro, Venezuela harus mulai berternak kelinci dan memakan dagingnya untuk mendapatkan asupan protein. Melalui siaran di televisi pemerintah, Maduro mengatakan bahwa pihaknya sudah menyetujui rencana ini. Sementara itu, oposisi menertawakan imbauan pemerintah itu.
Baca juga: Makin Memanas, Anggota Parlemen Venezuela Babak Belur
Masyarakat justru menjadikan kelinci sebagai binatang peliharaan.
Seperti dilaporkan NPR, Menteri Pertanian Venezuela Freddy Bernal mengaku bahwa rencana tersebut tidak berjalan baik. Masyarakat bukannya menjadikan kelinci sebagai makanan, mereka justru menganggapnya sebagai binatang peliharaan.
Tak sedikit yang bahkan memberikan pita di leher kelinci dan menamainya dengan nama-nama lucu. Bernal menyebutnya sebagai "masalah budaya". Sejumlah menteri di kabinet Maduro pun menertawakan rencana itu. Namun, ia tetap harus bertugas untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap kelinci dalam konteks "perang ekonomi".
Baca juga: Krisis Venezuela, Demonstran Dibakar Hidup-hidup