Koran Satir Ini Dikritik Karena Menyinggung Islam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Koran satir asal Prancis, Charlie Hebdo, kembali menuai kritikan dari berbagai pihak. Pasalnya, pada edisi terbarunya yang bertanggal 23 Agustus 2017 Charlie Hebdo mempublikasikan kartun yang membawa nama Islam dan mengaitkannya dengan serangan teror di Barcelona.
Charlie Hebdo disebut hanya memperburuk situasi.
Kartun yang dirilis oleh Charlie Hebdo itu menunjukkan dua orang sedang tergeletak di jalan dan darah berceceran di sekitar tubuh mereka. Kemudian, terlihat juga sebuah mobil van yang melaju sehingga mengesankan keduanya tewas terlindas. Lalu, ada tulisan: "Islam: agama damai...selamanya."
Dengan mempublikasikan kartun tersebut, editorial Charlie Hebdo seakan-akan ingin mereka ulang serangan di Barcelona saat seorang pelaku, yang diyakini merupakan bagian dari jaringan teroris asal Maroko, menabrakkan mobil van ke kerumunan orang pada 17 Agustus lalu.
Dikutip dari Al Jazeera, sejumlah netizen memprotes langkah Charlie Hebdo tersebut karena khawatir itu justru meningkatkan Islamofobia. Charlie Hebdo bahkan sempat menjadi trending topic di Twitter usai perilisan kartun itu.
Anggota parlemen Prancis, Stephane Le Foll, menyebut tindakan Charlie Hebdo sangat berbahaya. Melalui akun pribadinya, ia menuliskan:"Ketika Anda seorang jurnalis Anda perlu menahan diri karena membuat kaitan-kaitan seperti ini bisa dimanfaatkan orang lain."
Baca Juga: Rabi Ini Usul Umat Yahudi "Pulang Kampung" ke Israel
Editor Charlie Hebdo membela diri.
Editor’s picks
Usai menjadi menjadi topik panas, editor Charlie Hebdo Laurent Riss Sourisseau memberi penjelasan terkait pilihan editorial itu. Menurutnya, Charlie Hebdo hanya menyuarakan apa yang seharusnya disuarakan.
Ia berkata bahwa para pakar dan pembuat kebijakan menghindari pertanyaan-pertanyaan sulit karena mengingat para muslim moderat dan patuh hukum. "Debat dan pertanyaan tentang peran agama, dan secara khusus peran Islam, dalam serangan-serangan ini benar-benar tidak ada," kata Riss.
Charlie Hebdo pernah menjadi target teroris pada 2015.
Koran satir Charlie Hebdo memang kerap membuat publikasi yang menyinggung beragam agama, politisi, dan topik-topik sensitif. Salah satu yang kemudian sangat menarik perhatian adalah kartun Nabi Muhammad.
Pada 7 Januari 2015 beberapa teroris bersenjata membobol kantor Charlie Hebdo di Paris. Ada 12 orang yang terbunuh, termasuk delapan karyawan dan seorang polisi. Kelompok teroris Al Qaeda in Arab Peninsula (AQAP) mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Mereka berkata bahwa itu adalah aksi balas dendam karena Charlie Hebdo menghina Nabi Muhammad melalui kartun-kartunnya. Usai serangan tersebut, tepatnya pada 14 Januari 2015, Charlie Hebdo kembali merilis kartun Nabi Muhammad yang memegang sebuah tanda bertuliskan "Je Suis Charlie" yang bisa diartikan "Aku adalah Charlie".
Baca Juga: Terlalu Banyak Wisatawan, Warga Spanyol Serukan Anti-Turis