Sepakat Gelar Referendum, Catalonia Siap Pisah dari Spanyol

Pemerintah Spanyol mengecam keputusan itu.

Parlemen Catalonia di Barcelona, Spanyol menyetujui legislasi untuk mengadakan referendum kemerdekaan pada 1 Oktober mendatang. Keputusan itu diambil pada Rabu malam (6/9) waktu setempat. Ada 72 suara yang menyetujui bahwa referendum harus segera dilakukan. Sementara itu, 52 orang anggota oposisi memilih walk out dari sidang yang berlangsung panas selama 11 jam tersebut.

Pemerintah Spanyol menyebutnya "kejahatan konstitusional dan demokratis".

Sepakat Gelar Referendum, Catalonia Siap Pisah dari SpanyolAlbert Gea/REUTERS

Parlemen Catalonia dikuasai oleh pihak yang mendukung kemerdekaan. Selama berbulan-bulan mereka mempersiapkan pengesahan penyelanggaraan referendum. Sesuai persetujuan parlemen, jika mayoritas menyepakati pemisahan diri dari Spanyol, dalam waktu 48 jam Catalonia akan mendeklarasikan diri sebagai entitas merdeka.

Pemerintah Spanyol sendiri merasa geram dengan lolosnya keputusan referendum tersebut. Madrid menyebutnya sebagai "kejahatan konstitusional dan demokrasi" dan menyatakan akan melakukan segalanya untuk menghentikan penyelenggaraan voting.

Perdana Menteri Mariano Rajoy meminta pengacara pemerintah untuk menuntut parlemen Catalonia ke pengadilan. Pihak kejaksaan Spanyol bahkan siap menuntut ketua parlemen Catalonia Carme Forcadell dengan tudingan pelanggaran konstitusi karena tak mematuhi keputusan pengadilan sebelumnya yang melarang langkah legislatif apapun untuk memerdekakan diri.

Baca juga: Terlalu Banyak Wisatawan, Warga Spanyol Serukan Anti-Turis

Suara warga terbelah dalam prosentase yang tak berbeda jauh.

Sepakat Gelar Referendum, Catalonia Siap Pisah dari SpanyolFlickr

Dikutip dari Reuters, pada 2014 lalu sebuah voting simbolik dilakukan untuk mengetahui pendapat warga Catalonia mengenai referendum. Sebanyak 44,3 persen mendukung kemerdekaan, sedangkan 48,5 persen menolaknya.

Catalonia sendiri adalah salah satu wilayah terkaya Spanyol, memiliki kultur dan bahasa sendiri, serta mempunyai pemikiran merdeka yang bersumber dari perjalanan sejarah mereka. Dengan semakin merosotnya perekonomian Spanyol, wacana untuk memisahkan diri pun diyakini semakin menguat.

"Aku percaya pada hak untuk melakukan jajak pendapat - tapi terkait kemerdekaan, tak ada satupun yang benar-benar bisa meyakinkanku akan manfaatnya," ujar salah satu warga. Carles Puigdemont, kepala pemerintahan regional, mengatakan persoalannya bukan berhenti di apakah Catalonia harus jadi negara sendiri atau tidak.

"Pertanyaannya adalah: 'Apakah kamu menginginkan Catalonia menjadi sebuah negara merdeka dalam bentuk republik?'." Upaya untuk bernegosiasi dengan Spanyol pun menurutnya selalu gagal. 

Menurut Pasal 155 dari konstitusi Spanyol, pemerintah pusat di Madrid bisa mengintervensi pemerintah Catalonia dan memaksa mereka untuk membatalkan jajak pendapat.

Baca Juga: Kotor Banget! Kumpulan Foto Bandara Barcelona Usai Ditinggal Mogok Para Petugas Kebersihan

Topik:

Berita Terkini Lainnya