Jadi Pengangguran, Alumni Oxford Tuntut Mantan Kampusnya

Oxford dianggap membuatnya gagal meraih cita-cita.

Oxford, IDN Times - Seorang alumni Oxford University bernama Faiz Siddiqui menuntut mantan kampusnya itu ke pengadilan. Dikutip dari The Independent, Siddiqui menyalahkan sistem pendidikan dan para pengajar di Oxford atas kegagalannya menjadi seorang pengacara sukses.

Ia menuntut ganti rugi sebesar Rp 18 miliar.

Jadi Pengangguran, Alumni Oxford Tuntut Mantan KampusnyaDelfi de la Rua via Unsplash

Siddiqui dulu belajar di Brasenose College yang berada di bawah Oxford University. Ia mengaku gagal lulus dengan gelar kehormatan (2:1 sesuai dengan sistem peringkat di Inggris) karena pola pengajaran di institusi elit itu dianggap tidak memenuhi standar.

Menurut Siddiqui, jika ia memperoleh pendidikan yang baik, maka ia pasti sudah berhasil menjadi seorang pengacara korporat yang sukses. Faktanya, kata Siddiqui, karirnya justru menurun dan ia bahkan tengah menjadi pengangguran. Oleh karena itu, ia menuntut Oxford memberinya uang ganti rugi senilai Rp 18 miliar.

Pengacaranya, Roger Mallalieu, berkata,"Sementara gelar 2:1 dari Oxford mungkin terlihat seperti prestasi luar biasa bagi mayoritas orang, itu justru tak sesuai ekspektasi Siddiqui dan baginya merupakan suatu kekecewaan besar." Ia menambahkan,"Siddiqui sudah sangat dikecewakan oleh Oxford. Dia sekolah di sana dengan harapan tinggi - mungkin sangat tinggi."

Baca juga: Oxford dan Cambridge Dituduh Sebagai Kampus Apartheid

Siddiqui menuduh para pengajar lalai melaksanakan tugas.

Jadi Pengangguran, Alumni Oxford Tuntut Mantan KampusnyaSidharth Bhatia via Unsplash

Melalui pengacaranya, Siddiqui menilai dirinya adalah "korban dari pengajaran yang buruk" dan "sangat dirugikan" oleh Oxford. Ia mencontohkan bahwa ia sedang izin sakit saat ujian berlangsung. Namun, salah satu tutornya justru tidak menyampaikan informasi terkait kondisinya itu kepada pihak kampus.

Siddiqui mengklaim kelalaian lainnya adalah pengajar tak mengajar mata kuliah tentang India dengan baik sehingga ia gagal memperoleh gelar kehormatan usai ujian. Kemudian, ia pun mengaku banyak para pengajar yang mengambil cuti liburan panjang di suatu waktu.

Menurut pengadilan, Siddiqui adalah pria muda yang sangat bersemangat dan berniat untuk melanjutkan pendidikan di kampus Ivy League di Amerika Serikat. Sayangnya, itu sulit terjadi karena ia sedang menjadi pengangguran.

Pihak Oxford sendiri tidak mau banyak berkomentar terkait tuntutan alumninya itu. Namun, juru bicara kampus membantah bahwa institusinya telah melakukan kelalaian seperti yang disebutkan oleh Siddiqui. Ia juga menggarisbawahi bahwa tahun kejadian yang dipersoalkan sudah melampaui batas waktu legal.

Baca juga: Kamus Oxford Nobatkan 'Post-Truth' sebagai Istilah Tahun Ini, Ini Artinya!

Topik:

Berita Terkini Lainnya