Tragis! Perempuan di Suriah Alami Krisis Pembalut

Belum lagi krisis air bersih yang sudah lama melanda

Saat terjadi konflik, seringkali kita hanya bayangkan korban-korban nyawa berjatuhan. Namun, perempuan Suriah menghadapi sebuah kenyataan lain yang sesungguhnya tergolong darurat yakni semakin langkanya pembalut dan air bersih. 

Produk-produk kewanitaan sudah mengalami kelangkaan sejak 2012.

Tragis! Perempuan di Suriah Alami Krisis PembalutREUTERS/Zohra Bensemra via english.al-akbar.com

Independent mengutip pernyataan seorang perempuan yang tinggal di sekitar Damaskus, Suriah, bahwa setiap bulan sepanjang tahun dia dan banyak perempuan lain mengalami kesulitan ketika menstruasi. Berbagai produk-produk kewanitaan seperti pembalut mulai langka sejak tahun 2012. Perempuan lainnya juga mengaku bahwa kelangkaan tersebut membuat harga produk-produk tersebut sangat mahal untuk dijangkau olehnya.

Banyak wanita akhirnya terpaksa menggunakan kain bekas sebagai ganti pembalut dan terancam terkena infeksi.

Tragis! Perempuan di Suriah Alami Krisis PembalutREUTERS/Umit Bektas via thedailybeast.com

Huda, bukan nama sebenarnya, berkata kepada wartawan AFP bahwa dia harus menggunakan kain bekas sebagai ganti pembalut. Sayangnya, setelah beberapa lama menggunakan cara itu, dia mulai mendapatkan infeksi-infeksi di bagian kewanitaan. Kemudian, dia memutuskan untuk menggunakan satu pembalut dalam sehari.

Menggunakan kain bekas yang dicuci kembali setelah dipakai saat datang bulan membuat pemakainya berisiko terkena infeksi jamur, sakit ginjal dan permasalahan-permasalahan lain di bagian kewanitaan. Malang bagi para perempuan ini, mereka pun harus mengeluarkan uang ekstra lagi untuk memperoleh perawatan medis, termasuk membeli obat-obatan yang harganya juga melonjak naik.

Baca Juga: Inilah Potret Para Pejuang Wanita yang Ditakuti ISIS Lebih dari Tentara Militer Manapun

Kesulitan lainnya adalah menipisnya ketersediaan air bersih.

Tragis! Perempuan di Suriah Alami Krisis PembalutREUTERS via todayonline.com

Perempuan-perempuan yang terpaksa memakai metode tradisional dengan menggunakan kain bekas pun masih harus memutar otak untuk membersihkan kain tersebut agar bisa dipakai kembali. Masalahnya, air bersih di Suriah juga sudah mulai langka. Mereka membutuhkan air bersih untuk mencuci kain bekas itu.

Wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kelompok pemberontak harus mengalami pelanggaran HAM secara sistematis karena pemerintah memutus akses terhadap banyak sekali kebutuhan-kebutuhan fundamental seperti listrik dan air bersih. Ketika mereka mendapat perawatan medis dan resep dokter, obat-obatan tidak selalu tersedia di Suriah. Petugas medis pun mulai khawatir terhadap kasus yang dialami perempuan akibat proses tidak higienis selama menstruasi.

Membicarakan tentang menstruasi adalah hal yang tabu di Suriah.

Tragis! Perempuan di Suriah Alami Krisis PembalutREUTERS/Alkis Konstantinidis

Banyak perempuan yang ditemui wartawan AFP menggunakan nama samaran ketika ditanya perihal kelangkaan produk-produk kewanitaan dan dampak langsungnya terhadap kehidupan mereka. Hal ini karena membicarakan siklus menstruasi secara terbuka adalah hal tabu di Suriah. Fakta ini sungguh tragis dan berarti bahwa banyak pihak tidak menganggap kesehatan perempuan sebagai bagian dari isu mendesak yang harus segera diatasi.

Kelompok-kelompok humanitarian mengaku bahwa mereka memasukkan pembalut dalam paket kesehatan yang dikirimkan ke berbagai area di Suriah, namun mereka terkendala akses di mana beberapa wilayah adalah titik panas yang sering menjadi tempat pertempuran pasukan pro Pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak. Tidak sedikit pula jumlah perempuan yang mengeluhkan sedikitnya pembalut dalam paket tersebut. Perempuan-perempuan di Suriah setidaknya membutuhkan lebih dari sepuluh juta pembalut setiap tahun.

Kelompok humanitarian yang beroperasi disana juga mengaku kesulitan dalam memeriksa kesehatan alat kewanitaan para perempuan itu. Sekali lagi, ini disebabkan oleh hambatan kultural dimana mendiskusikan kesehatan alat reproduksi adalah hal yang tabu. Oleh sebab itu, tidak sedikit jumlah perempuan yang memilih untuk diam meski sedang sakit.

Baca Juga: Selamat Datang Era Dimana Perang Ditayangkan Langsung di Youtube dan Facebook Live​

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya