Justin Trudeau Minta Maaf atas Kekerasan Negara terhadap LGBTQ

Sebuah sikap langka yang ditunjukkan oleh seorang kepala negara.

Ottawa, IDN Times - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau secara resmi meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kelompok LGBTQ. Trudeau menyampaikan permintaan maaf tersebut di gedung parlemen Kanada pada Selasa (28/11).

Trudeau berkata bahwa Kanada tak boleh melupakan masa lalu.

Justin Trudeau Minta Maaf atas Kekerasan Negara terhadap LGBTQInstagram Justin Trudeau

Dikutip dari The Guardian, kekerasan yang dimaksud oleh Trudeau terjadi sejak 1950-an hingga awal 1990-an di mana pemerintah Kanada memantau dan menginterogasi para pelayan sipil yang diyakini merupakan gay atau transgender. Kala itu, ribuan dari mereka, anggota militer dan kepolisian nasional dipecat atau diintimidasi agar mengundurkan diri.

"Dengan rasa malu, penderitaan dan penyesalan yang amat dalam atas apa yang telah kami lakukan aku berdiri di sini hari ini dan berkata: Kami bersalah. Kami meminta maaf. Aku minta maaf. Kami minta maaf," ucapnya. "Sementara kita mungkin menganggap Kanada modern sebagai bangsa berpikiran maju dan progresif, kita tak bisa melupakan masa lalu," tambahnya.

Salah satu kasus diskriminasi yang terkenal dalam sejarah Kanada terjadi pada 1965. Saat itu, seorang laki-laki bernama Everett Klippert dipenjara seumur hidup dan diberi label sebagai "penjahat kelamin" usai mengaku kepada polisi bahwa dirinya gay dan sepertinya tak akan berubah. Kejaksaan Agung Kanada bahkan mendukung hukuman tersebut.

Baca juga: Protes Kekerasan Terhadap LGBT, Para Pria Belanda Bikin Gerakan Bergandeng Tangan

Permintaan maaf resmi Trudeau diharapkan menjadi penanda adanya kebijakan yang lebih humanis kepada kelompok LGBTQ.

Justin Trudeau Minta Maaf atas Kekerasan Negara terhadap LGBTQInstagram Justin Trudeau

Media Kanada, CBC News, mencatat bahwa Trudeau mengucapkan kata maaf sebanyak 13 kali dalam waktu 20 menit. Meski dinilai baik dan para korban layak mendapatkan permintaan maaf, tapi ada ekspektasi lebih terhadap pemerintah.

Randy Boissonnault, seorang gay yang ditunjuk jadi penasihat khusus Trudeau untuk urusan LGBTQ, berkata permintaan maaf itu memungkinkan pemerintah untuk terus berperang melawan diskriminasi di masa depan.

"Orang-orang tak pernah sembuh. Hidup mereka hancur. Mereka bunuh diri. Ada banyak warga Kanada yang sampai saat ini masih memiliki perbuatan kriminal dalam catatan mereka, dan tak ada kejahatan yang mereka lakukan selain jatuh cinta kepada seseorang," kata Boissonnault.

Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk membersihkan catatan tersebut jika mereka dikriminalisasi hanya karena orientasi seksual. Trudeau juga menyerukan berakhirnya diskriminasi berdasarkan homofobia, misalnya, larangan terhadap laki-laki gay untuk mendonorkan darah.

"Mereka ditahan dan dihukum secara sengaja dan dipermalukan. Nama mereka muncul di koran agar orang-orang mempermalukan mereka dan keluarga. Banyak hidup dihancurkan. Dan tragisnya, banyak nyawa melayang," ucap Trudeau. "Kita semua layak mendapatkan cinta. Entah kamu menemukan jati dirimu di usia 6, 16 atau 60 tahun, kita semua valid," tegasnya. 

Ini bukan pertama kalinya Trudeau meminta maaf secara resmi atas kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah. Pada minggu lalu ia minta maaf kepada ribuan mantan siswa Indian Kanada atas kekerasan yang terjadi antara 1949 hingga 1979.

Ketika itu mereka dicabut dari komunitas asli dan dipaksa berasimilasi dengan budaya Eropa yang diadopsi Kanada saat itu. Sebelumnya, pada 2016, ia juga minta maaf atas insiden Komagata Maru saat Kanada menolak ratusan warga Hindu, Sikh dan Muslim yang ingin pergi dari India yang saat itu dikuasai Inggris.

Baca juga: Unik! Masjid Ini Punya Imam Perempuan dan Terima LGBTQ

Topik:

Berita Terkini Lainnya