Jadi Guru Terbaik di Dunia, Perempuan Ini Menangkan Rp 13 miliar

Semoga memacu semangat guru di Indonesia juga, ya...

Dubai, IDN Times - Seorang perempuan bernama Andria Zafirakou diberi gelar sebagai guru terbaik oleh Global Teacher Prize di dunia pada Minggu (18/3). Ia mengalahkan sembilan finalis lainnya dari berbagai sekolah di sejumlah negara. Sebagai hadiah, Zafirakou berhak membawa pulang uang senilai Rp 13,7 miliar.

1. Ia mengajar kesenian di salah satu sekolah kawasan miskin di Inggris

Jadi Guru Terbaik di Dunia, Perempuan Ini Menangkan Rp 13 miliartwitter.com/alpertoncs

Perempuan asal London utara itu mengajar di sekolah Alperton. Lokasinya dianggap sebagai salah satu yang paling miskin di penjuru Inggris. Zafirakou sendiri merupakan guru kesenian. Murid-muridnya berasal dari berbagai latar belakang. 

Menurut laporan The Guardian, ada sekitar 130 bahasa yang digunakan warga di kawasan sekitar sekolah. Oleh karena itu, Zafirakou berusaha untuk menguasai level dasar dari Bahasa Gujarat, Hindi serta Tamil. Agar semakin dekat dengan para siswa, ia juga kerap berkunjung ke rumah mereka.

"Dengan cara membuat para murid terbuka tentang kondisi rumah mereka, aku menemukan bahwa banyak siswa tinggal di rumah sesak di mana beberapa keluarga sekaligus menempati satu bangunan yang sama. Saking berisik dan ramainya, mereka berkata harus mengerjakan PR di kamar mandi, hanya untuk mendapatkan waktu sendiri agar bisa berkonsentrasi."

Baca juga: 'Sekolah Moralitas' Tiongkok Ajarkan Perempuan Ikhlas Dipukul Suami

2. Ia punya rasa empati yang tinggi sebagai seorang pengajar

Jadi Guru Terbaik di Dunia, Perempuan Ini Menangkan Rp 13 miliartwitter.com/teacherprize

Dengan memahami situasi yang dialami murid-muridnya, Zafirakou meyakini bahwa dukungan terhadap kesenian harus ditingkatkan. "Aku telah melihat bagaimana kesenian membantu para siswa berkomunikasi. Kesenian membantu untuk memberikan rasa percaya diri dan benar-benar menciptkan generasi muda yang luar biasa," ucapnya.

Ia juga mengorganisir pelajaran tambahan usai sekolah dan pada akhir pekan,termasuk memberikan tempat yang tenang agar para siswa bisa belajar. "Yang menakjubkan adalah apapun masalah mereka di rumah, apapun yang hilang dari hidup mereka atu membuat mereka sakit, sekolah kami adalah milik mereka," tambahnya.

Sebagai bentuk kepedulian lain terhadap ragam latar belakang siswa-siswanya, Zafirakou pun mengajak guru-guru lain untuk mendesain ulang kurikulum sekolah. Tujuannya agar lebih relevan dengan situasi dan kebutuhan mereka. Selain itu, ada juga klub olahraga khusus para siswi yang datang dari keluarga konservatif.

3. Global Teacher Prize ingin ada penghargaan lebih kepada para guru yang berdedikasi tinggi

Jadi Guru Terbaik di Dunia, Perempuan Ini Menangkan Rp 13 miliartwitter.com/teacherprize

Selain Zafirakou, ada sembilan finalis lainnya yang memperebutkan gelar sebagai guru terbaik di dunia. Mereka berasal dari sejumlah negara, antara lain, Australia, Brazil, Colombia, Filipina, Afrika Selatan dan Turki.

Sebelum Zafirakou, pemenangnya adalah Maggie MacDonnel yang merupakan guru asal Kanada. Ia mengajar di sekolah komunitas warga asli yang berlokasi di desa sangat terpencil di utara Quebec. Global Teacher Prize sendiri diselenggarakan untuk menghormati para pahlawan tanpa tanda jasa yang selama ini mendedikasikan waktu, tenaga dan pikiran untuk mencerdaskan anak-anak di sekolah masing-masing.

Baca Juga: 10 Tipe Guru yang Paling Dibutuhkan Anak Indonesia

Topik:

Berita Terkini Lainnya