Iran Tegaskan Tolak Renegosiasi Kesepakatan Nuklir

Trump menyebut kesepakatan yang dibuat pada era pemerintahan Barack Obama itu "cacat luar biasa".

Tehran, IDN Times - Pemerintah Iran tegaskan tidak bersedia untuk melakukan negosiasi ulang terkait kesepakatan nuklir dengan sejumlah negara Barat. Melalui Menteri Luar Negeri Javad Zarif, kesepakatan tersebut sudah ditetapkan dan seharusnya berjalan.

1. Zarif katakan Iran "takkan bisa dirundung"

Iran Tegaskan Tolak Renegosiasi Kesepakatan NuklirANTARA FOTO/REUTERS/Grigory Dukor

Pernyataan tegas Zarif tentang posisi negaranya disampaikan melalui sebuah rekaman yang dirilis ke publik pada Kamis (3/5). Dilansir dari Al Jazeera, Zarif yang ikut menjadi aktor utama perundingan dengan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menolak diancam oleh Donald Trump.

"Iran berdiri tak tergoyahkan melawan upaya-upaya perundungan yang sia-sia," ucap Zarif. "Jika Amerika Serikat terus melanggar kesepakatan, atau jika meninggalkannya sama sekali, kami akan menggunakan hak kami untuk merespons itu dengan cara kami sendiri," tambahnya.

Baca juga: Bila Terancam, Iran Siap Gunakan Rudal

2. Amerika Serikat dituntut menghormati kesepakatan

Iran Tegaskan Tolak Renegosiasi Kesepakatan NuklirANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

"Kami takkan mengontrak keamanan kami dari pihak asing, kami juga takkan menegosiasi ulang atau menambah apapun ke dalam kesepakatan yang sudah diimplementasikan dengan niat baik," kata Zarif.

Jika pemerintah Amerika Serikat meninggalkan kesepatakan itu, maka menurut Zarif, akan ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh mereka. Tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai konsekuensi yang dimaksud.

Namun, sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Kerajaan Inggris, Hamid Baeidinejad, mengeluarkan pernyataan bahwa Iran "siap kembali ke situasi sebelumnya" jika Amerika Serikat tak menghormati kesepakatan nuklir itu. "Ketika Amerika Serikat keluar dari kesepakatan, artinya tidak ada kesepakatan sama sekali," kata Hamid, seperti dikutip dari CNN.

3. Eropa berada di ambang dilema

Iran Tegaskan Tolak Renegosiasi Kesepakatan NuklirANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Dalam kesepakatan yang ditandatangani pada 2015 itu, ada Iran, Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman yang ikut serta merumuskan isi-isinya. Dikutip dari Reuters, tiga negara Uni Eropa itu mengaku tetap menghormati kesepakatan tersebut.

Hanya saja, dalam upaya untuk membuat Amerika Serikat tetap menjaga komitmen yang sama, ketiganya berusaha untuk mengajak Iran memikirkan kembali isi-isi kesepakatan tersebut. Misalnya tentang program rudal Iran, kapan isi kesepakatan berakhir, serta peran negara tersebut dalam konflik di Suriah dan Yaman.

4. Trump menyebut kesepakatan itu "cacat luar biasa"

Iran Tegaskan Tolak Renegosiasi Kesepakatan NuklirANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Kesepakatan yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tersebut ditandatangani pada 14 Juli 2015. Iran maju ke meja perundingan bersama dengan lima anggota Dewan Keamanan PBB serta Uni Eropa.

Tujuan dari kesepakatan itu adalah memastikan program nuklir Iran hanya digunakan untuk kepentingan perdamaian. Kesepakatan itu mulai diimplementasikan pada 16 Januari 2016 lalu. Salah satunya setelah badan tenaga atom internasional (IAEA) memverifikasi bahwa Iran menjaga komitmen dalam kesepakatan itu.

Trump sendiri sempat menyebut kesepakatan itu sebagai "cacat luar biasa". Ia punya waktu hingga 12 Mei mendatang untuk memutuskan apa langkah yang akan diambil oleh Amerika Serikat. Ia wajib mengumumkan apakah akan tetap berkomitmen dengan kesepakatan itu atau tidak sebab ini nantinya berdampak pada sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

Baca juga: Bawa Serpihan Drone, Netanyahu Mengaku Siap Lawan Iran

Topik:

Berita Terkini Lainnya