[INFOGRAFIS] Jakarta dan 8 Kota Terpadat Lain di Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lapangan pekerjaan lebih melimpah di perkotaan.
Tak bisa dipungkiri bahwa persoalan lapangan pekerjaan dan penghasilan menjadi faktor utama mengapa manusia memilih untuk tinggal berhimpitan di area perkotaan. Faktor ini menjadi daya tarik sekaligus daya dorong yang melatarbelakangi urbanisasi.
Apalagi dengan semakin meratanya pendidikan di mana lulusan universitas kian banyak, maka anak-anak muda yang merasa memiliki daya tawar baik akan lebih tertarik untuk mengadu nasib di kota-kota besar yang menjadi pusat pergerakan ekonomi.
Baca Juga: [INFOGRAFIS] Hancurnya Mahkota Terumbu Karang Dunia di Raja Ampat
Ada pro dan kontra terkait kota yang sangat padat penduduk.
Editor’s picks
Melakukan migrasi adalah hak setiap manusia. Terlebih lagi untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Jika wilayah pedesaan atau kota kecil tak mampu mengakomodasi kebutuhan pokok seseorang, wajar bila manusia kemudian hijrah ke kota besar.
Ada pro dan kontra bagi kota itu sendiri. Bertambahnya tenaga kerja mampu menggenjot roda perekonomian. Pemerintah kota pun dipaksa untuk memfasilitasi ini dengan membangun sistem transportasi massal yang lebih modern dan terjangkau. Gedung-gedung bertingkat juga bertambah banyak.
Namun, karena tempat tinggal seseorang bergantung kepada seberapa besar kemampuannya, maka tak mengherankan bila hunian mewah dan area perkampungan bisa ditemukan bersandingan dengan satu sama lain.
Di Jakarta, misalnya. Selama bertahun-tahun rumah-rumah yang dibangun ala kadarnya di pinggiran sungai dan di bawah jembatan adalah pemandangan "normal". Para penghuninya biasanya berasal dari luar kota yang berjuang mencari rupiah.
Persoalan kota kemudian bertambah karena dihadapkan dengan ketimpangan ekonomi. Ini berdampak juga kepada tingkat kriminalitas bila para pemangku kepentingan tidak segera menemukan solusinya.
Baca Juga: [INFOGRAFIS] Cepatnya Penindakan Korupsi di Korea Selatan, Bagaimana dengan Indonesia?