Hanya dengan Foto, Teknologi Ini Bisa Deteksi Seorang Gay

Ngeri juga ya...

Algoritma terbaru yang digunakan artificial intelligence atau AI (kecerdasan buatan) ternyata bisa menebak orientasi seksual seseorang. Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Stanford, mesin tersebut memiliki radar yang lebih baik dari manusia dalam hal ini.

AI menebak hanya dari foto.

Hanya dengan Foto, Teknologi Ini Bisa Deteksi Seorang GayAlamy/The Guardian

Para peneliti dari Stanford University hanya perlu menggunakan foto-foto yang diunggah secara publik oleh para pengguna aplikasi kencan online dan algoritma AI bisa mendeteksi apakah seseorang itu gay atau tidak.

Jumlah foto yang digunakan dalam penelitian ini ada sebanyak 35.326. Hasilnya sangat mencengangkan. AI tersebut bisa menebak dengan benar sebanyak 81 persen untuk laki-laki dan 74 persen untuk perempuan.

Michal Kosinski dan Yilun Wang yang merupakan peneliti dalam riset ini mengatakan mereka memakai metode "deep neural networks" yang merupakan sebuah sistem matematik modern untuk menganalisa visual berdasarkan serangkaian data.

Kedua peneliti menyimpulkan bahwa sesuai dengan teori hormon prenatal terkait orientasi seksual, laki-laki dan perempuan gay cenderung punya morfologi wajah gender-atypical, serta eskpresi dan gaya berdandan sendiri.

Baca Juga: Agar Robot Tak Ancam Manusia, Kecerdasan Buatan Perlu Diatur

Menimbulkan pertanyaan tentang moral.

Hanya dengan Foto, Teknologi Ini Bisa Deteksi Seorang GayHuffington Post

Perkembangan algoritma AI dalam hal ini melebihi kemampuan manusia. Seperti dikutip oleh The Economist, ketika diberikan foto-foto yang sama, manusia hanya bisa membedakan laki-laki gay dan tidak dengan tingkat akurasi 61 persen.

Level akurasi manusia lebih rendah saat menebak perempuan, di mana tebakan mereka hanya benar sebanyak 54 persen. 

Kosinski dan Wang mengatakan penjelasan yang paling mungkin adalah ketik fetus berkembang di dalam rahim, mereka dipengaruhi banyak hormon, termasuk testosteron yang memainkan fungsi penting dalam membentuk struktur wajah dan dalam menentukan orientasi seksual.

The Guardian menulis bahwa ada kekhawatiran AI ini akan disalahgunakan dan akhirnya justru menimbulkan bahaya. "Mudah membayangkan seorang suami menggunakan teknologi ini terhadap pasangan yang mereka duga gay, atau remaja memakai algoritma ini terhadap teman-teman mereka," tulis media tersebut.

"Hal yang lebih menakutkan adalah pemerintah yang terus mempersekusi kelompok LGBT bisa memanfaatkan teknologi ini untuk menarget populasi mereka. Artinya, mengembangkan perangkat seperti ini dan mempublikasikannya adalah tindakan kontroversial mengingat kekhawatiran bahwa ini bisa menimbulkan penggunaan yang berbahaya."

Baca Juga: Populasi Makin Anjlok, Rakyat Jepang Akan Diberikan 'Robot Bayi'

Topik:

Berita Terkini Lainnya