Estonia dan Ambisinya jadi Negara Digital Pertama di Dunia

Nyoblos sampai bayar pajak, semua pakai internet

Tallinn, IDN Times - Di banyak sekali negara, pemerintah masih belum memanfaatkan internet untuk kebutuhan pelayanan publik dengan maksimal. Namun, Estonia, sebuah negara kecil di Eropa timur menampilkan kisah lain. Negara bekas Uni Soviet tersebut berambisi membuat segala aspek kehidupan warganya diinfiltrasi oleh teknologi digital.

1. Pemerintah meluncurkan program e-Estonia

Estonia dan Ambisinya jadi Negara Digital Pertama di DuniaInstagram.com/e_residents

e-Estonia diawali pada tahun 2000. Secara sederhana, program itu bertujuan untuk menjadikan Estonia sebagai negara paling maju secara digital di dunia. Artinya, sebanyak mungkin hubungan antara pemerintah dan masyarakat, termasuk soal membayar pajak, dilakukan dengan bantuan teknologi internet.

Dalam situsnya, pemerintah Estonia menulis, "Estonia melihat langkah alami berikutnya dalan evolusi negara elektronik adalah memindahkan layanan-layanan dasar ke dalam mode digital sepenuhnya. Ini berarti bahwa banyak hal bisa dilakukan warga secara otomatis dan tanpa harus bertatap muka langsung".

Baca juga: Sambut Era Digital, Pasar Mayestik Jadi Prototype Tempat Transaksi Kekinian

2. Warga Estonia memilih presiden mereka melalui internet

Estonia dan Ambisinya jadi Negara Digital Pertama di DuniaUnsplash/William Iven

Berdasarkan situs visitestonia.com, ada ratusan layanan digital yang bisa diakses oleh warga dan ribuan lainnya oleh para pebisnis. Salah satu yang paling menonjol adalah soal voting kepala negara. Sejak 2005, warga Estonia sudah tidak perlu lagi datang ke tempat pemungutan suara atau mengirimkan surat suara layaknya pemilu di negara lain.

Sekali lagi tujuannya adalah untuk memudahkan masyarakat. Namun, para peneliti dari Universitas Michigan, Amerika Serikat, pernah mengatakan bahwa ada risiko besar pada keamanan sistem voting internet di Estonia.

Mereka juga menyarankan agar pemerintah segera menghapus sistem tersebut. Namun, pemerintah bersikeras bahwa keamanan sistem tersebut sudah terjamin. Wakil presiden dan direktur ilmu pemerintahan di Institut Brookings, Darrell West, juga mengingatkan hal serupa.

Meski ia memuji kemajuan luar biasa yang dibuat Estonia, tapi ia juga mengingatkan bahwa internet tidak selalu aman. "Sekuriti siber adalah risiko nyata ketika kamu memiliki semuanya dalam satu wadah," ujarnya, seperti dikutip dari BBC.

3. Orang non-Estonia bisa mendaftarkan diri sebagai warga negara digital

Estonia dan Ambisinya jadi Negara Digital Pertama di DuniaDan Burn-Forti/Wired

Pemerintah Estonia juga sangat ambisius dalam urusan inovasi. Buktinya, mereka mengizinkan orang non-Estonia untuk menjadi warga negara hanya dengan mendaftar lewat internet.

Pada 2014, mereka meluncurkan e-residency yang memungkinkan orang asing menerima beberapa layanan pemerintah seperti yang dirasakan warga negara sesungguhnya.

Dikutip dari Wired, hanya dengan membayar sekitar Rp 1,6 juta, satu foto dan sidik jari, seseorang bisa mendapatkan kartu identitas dan kode PIN untuk mengakses sistem nasional Estonia. Layanan ini diluncurkan karena pemerintah menganggap inovasi bisa datang dari mana saja.

Setelah menjadi warga negara digital, seseorang bisa membuka bisnis start-up di sana dan menjalankan semuanya melalui internet. Layanan itu terbantu dengan keputusan pemerintah untuk menekan pajak bisnis di Estonia.

Meski ada peringatan tentang risiko, tapi seperti Estonia tetap bersikeras dengan ambisi mereka. Setidaknya sejauh ini warga merasa sangat dimudahkan. Buktinya? 95 persen orang Estonia mengurus pajak mereka melalui internet yang hanya membutuhkan waktu tiga menit untuk selesai.

Baca juga: Canggih, PKL di Bangkok Gunakan Pembayaran Digital

Topik:

Berita Terkini Lainnya