Dunia Mendonasikan Buku untuk Perpustakaan di Irak yang Dibakar ISIS

Faith in humanity restored

ISIS sempat menguasai kota Mosul di Irak dan menghancurkan sekolah, universitas serta buku-buku di dalamnya. Perpustakaan-perpustakaan pun dibakar habis dengan tujuan tak menyisakan ajaran lama sedikit pun. Ketika mendeklarasikan khilafah pada 2014, ISIS khawatir sistem edukasi sebelumnya tak bisa mendukung agenda mereka yang lebih dekat dengan ekstremisime.

Kini, perpustakaan itu mulai dibangun kembali.

Dunia Mendonasikan Buku untuk Perpustakaan di Irak yang Dibakar ISISfacebook.com/MosulEyee

Salah satu universitas terkemuka di Mosul, yakni University of Mosul, turut menjadi target serangan kelompok teroris ISIS. Perpustakaan di dalamnya hancur lebur padahal memiliki koleksi buku-buku berharga dalam bahasa Arab dan Inggris, termasuk teks-teks sejarah dari era Islam kuno.

Seperti dilaporkan BuzzFeed, ISIS sempat menggunakannya untuk memaksa para profesor untuk menuliskan kembali naskah-naskah untuk sistem edukasi di bawah kekhilafahan mereka.

Karena kini Mosul sudah diambil alih oleh tentara Irak, seorang pria merasa aman untuk memulai misi terbarunya: membangun kembali perpustakaan tersebut. Pria tersebut menggunakan nama sama yaitu Mosul Eye.

Berdasarkan wawancara dengan BuzzFeed, Mosul Eye mengaku sempat mengajar di sana sebagai dosen ilmu sejarah ketika ISIS mulai memasuki Mosul. Ia memang telah meninggalkan Mosul pada 2016. Namun, ia ingin perpustakaan di universitasnya kembali berdiri seperti sedia kala.

Baca Juga: Usai Bom Manchester, Pria Muslim Ini Tawarkan Pelukan Gratis

Ia meminta orang dari seluruh dunia mendonasikan buku.

Dunia Mendonasikan Buku untuk Perpustakaan di Irak yang Dibakar ISISfacebook.com/MosulEyee

Mosul Eye mengaku memiliki kedekatan emosional dengan perpustakaan tersebut. "Kapanpun saya di universitas, saya akan menghabiskan hampir seluruh waktu saya di perpustakaan itu. Ketika saya tak suka dengan kuliah profesor saya, saya sering kabur ke perpustakaan untuk melakukan riset dan membaca buku sendiri," ujarnya.

Perlahan-lahan ia mulai membuat kampanye untuk mengajak orang-orang dari seluruh dunia untuk mendonasikan buku-buku mereka. Tanggapan yang diterima pun terbilang luar biasa. Misalnya, di Baghdad, Irak, para pendonor membeli buku-buku dari pedagang jalanan dan mendonasikan kepada Mosul Eye.

Bahkan, mereka yang dari benua lain pun ikut serta. "Orang-orang dari Australia, Eropa dan Amerika Serikat mengirimkan beragam buku dalam beragam topik dan bahasa," ucapnya.

Mosul Eye berambisi mengoleksi 200.000 buku untuk perpustakaan itu.

Dunia Mendonasikan Buku untuk Perpustakaan di Irak yang Dibakar ISISfacebook.com/MosulEyee

Hingga kini, Mosul Eye mengaku telah berhasil mengumpulkan 10.000 buku. Jumlah ini termasuk sekitar 2.000 buku koleksi pribadi yang sempat diselamatkan oleh sukarelawan dari perpustakaan University of Mosul.

Ia sendiri mengaku ingin mengumpulkan hingga 200.000 buku untuk koleksi perpustakaan yang akan dibukanya nanti. Mosul Eye berkata bahwa ia bersyukur atas bantuan yang datang dari berbagai negara yang mendukung proyeknya tersebut.

"Kami tak saling kenal, tapi kami saling mendukung karena kami percaya terhadap Mosul," tegasnya. Menurutnya, jika bisa, perpustakaan tersebut akan dibuka kembali pada awal 2018 mendatang.

Baca Juga: Hampir 140 Imam di Inggris Tolak Salatkan Jenazah Teroris

Topik:

Berita Terkini Lainnya