Demi Uang, Kian Banyak Bocah Thailand Bermain Tinju

Muay Thai jadi jalan untuk keluar dari kemiskinan.

Bangkok, IDN Times - Tinju Thailand atau lebih dikenal dengan nama Muay Thai adalah salah satu olahraga yang semakin digemari oleh pecinta kebugaran. Di negara asalnya, tinju yang sudah dikenal sejak 2.000 tahun lalu itu dijalani anak-anak bukan karena kesehatan, melainkan uang.

1. Muay Thai diyakini mampu mengentaskan dari kemelaratan

Demi Uang, Kian Banyak Bocah Thailand Bermain TinjuAFP Photo/Nicolas Asfouri

Di sejumlah wilayah di Thailand bagian utara, pertandingan Muay Thai yang diikuti anak-anak menjadi pemandangan yang normal. Ratusan warga berkumpul dan dengan semangat menyaksikan bagaimana dua bocah kurus saling beradu jotos.

Seperti diwartakan Reuters, alasan utama di balik keikutsertaan mereka dalam berbagai pertandingan Muay Thai adalah urusan finansial. Seorang anak berusia 11 tahun bernama Nanthawat Promsod, misalnya, mampu membawa pulang uang Rp 1,3 juta setelah memenangkan sebuah pertandingan.

Kemudian, setiap berhasil mendapat lawan, Nanthawat mengantongi Rp 643 ribu. Nanthawat tak sendirian. Ada belasan bocah laki-laki lain dari tempatnya berasal yang tekun berlatih Muay Thai. Dari desa lain pun ada sejumlah anak yang juga tertarik pada olahraga tersebut.

Baca juga: Lembaga HAM Dunia Sebut Ada Perdagangan Manusia di Kapal Nelayan Thailand

2. Memulai bertanding sejak kecil membuka lebih banyak kesempatan untuk dikenal promotor

Demi Uang, Kian Banyak Bocah Thailand Bermain TinjuAFP Photo/Nicolas Asfouri

Pertandingan Muay Thai meraih reputasi yang baik di level internasional. Oleh karena itu, masa depan para atletnya terbilang terjamin. Ini menjadi motivasi jangka panjang para orangtua yang mengizinkan anak-anak mereka ikut Muay Thai sejak dini, terutama dari keluarga tidak mampu.

Menurut laporan Forbes, banyak keluarga di pedesaan Thailand yang menggantungkan pendapatan pada bertani. Padahal, uang yang diperoleh semalam dari Muay Thai sama dengan yang didapat orangtua dari menanam padi setahun.

Nanthawat pun melihat kesempatan menjanjikan dalam Muay Thai. Nanthawat yang telah menjadi atlet amatir selama dua tahun dan mengikuti 40 pertandingan mengaku berambisi menjadi juara turnamen internasional.

3. Dokter dan aktivis hak anak khawatir dengan kondisi ini

Demi Uang, Kian Banyak Bocah Thailand Bermain TinjuAFP Photo/Madaree Tohlala

Muay Thai adalah olahraga yang sangat menguras tenaga. Oleh karena itu, pola latihannya juga tak main-main. Anak-anak yang ingin serius mengikuti pertandingan harus berlari sepanjang delapan hingga sepuluh kilometer sebelum matahari terbit setiap hari.

Kemudian, setelah sarapan, mereka wajib berlatih memukul dan menendang samsak tinju. Setelah itu, masing-masing anak dipasang-pasangkan dan di situlah semua energi dikuras habis. Mereka saling meninju dan menendang. Tak jarang tinjuan mendarat di bagian perut yang terasa sangat sakit.

Demi Uang, Kian Banyak Bocah Thailand Bermain TinjuAFP Photo/Madaree Tohlala

Melihat kerasnya latihan dan pertandingan Muay Thai, para aktivis hak anak pun menyuarakan protes. Mereka meminta agar pemerintah mengetatkan aturan, termasuk soal usia. Pemerintah memang akhirnya membuat undang-undang yang membatasi minimal usia peserta pertandingan Muay Thai.

Hanya anak berusia minimal 15 tahun yang boleh bertanding Muay Thai, tulis undang-undang tersebut. Faktanya, itu tidak benar-benar dijalankan, apalagi jika orangtua menyetujui. Pemerhati kesehatan anak juga tak kalah khawatir.

Jiraporn Laothamatas dari salah satu pusat diagnostik otak ternama Thailand mempelajari dan menemukan pola kerusakan otak serta kehilangan ingatan pada petarung-petarung muda. Parkinson juga menyerang mereka ketika usia lanjut.

Baca juga: Diminta Wajib Militer, Transgender Thailand Resah

Topik:

Berita Terkini Lainnya