Bertemu Bos Cambridge Analytica, Tim Sukses Duterte Jadi Sorotan

Muncul pertanyaan apakah terpilihnya Duterte sebagai presiden dipengaruhi Cambridge Analytica.

Manila, IDN Times - Dua foto yang memperlihatkan pertemuan antara tim sukses Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan bos Cambridge Analytica, Alexander Nix sedang menjadi perbincangan. Dilansir dari South China Morning Post, Nix rupanya sempat mengunjungi Manila pada Mei 2015 dan berjumpa dengan mereka.

1. Timses yang ditemui Nix lebih banyak mengurus media sosial kampanye Duterte

Bertemu Bos Cambridge Analytica, Tim Sukses Duterte Jadi Sorotanfacebook.com/PeterTiuLavina via South China Morning Post

Dari foto tersebut, media Filipina mengidentifikasi Jose Gabriel "Pompee" La Vina, Joel Sy Egco, Peter Tiu Lavina dan Alexander Nix seperti sudah selesai makan bersama. Jose dan Peter merupakan tokoh kunci dalam kampanye Duterte pada 2016.

Keduanya disebut memegang kendali media sosial untuk menjari pemilih. Setelah itu, Nix juga menjadi pembicara dalam acara National Press Club (NPC) di Manila. Kedua foto diungggah oleh Peter di akun Facebook pribadinya.

Baca juga: Facebook Dianggap Mengancam Stabilitas Asia Tenggara

2. Mereka mengaku terinspirasi oleh Nix

Bertemu Bos Cambridge Analytica, Tim Sukses Duterte Jadi Sorotanfacebook.com/PeterTiuLavina via South China Morning Post

Saat bertemu, Nix memperkenalkan diri sebagai dewan direksi Strategic Communications Laboratories (SCL), perusahaan yang membawahi Cambridge Analytica. Enam bulan usai perjumpaan itu, Jose dan Peter meyakinkan Duterte untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Duterte pun ditunjuk sebagai direktur media sosial—unit yang sebelumnya tak pernah ada dalam sejarah pemilihan presiden Filipina. Sedangkan Peter mengambil posisi sebagai juru bicara tim kampanye Duterte.

Usai foto tersebut viral, timbul pertanyaan apakah Cambridge Analytica mempengaruhi hasil pilpres Filipina. Rappler melaporkan bahwa Joel Egco yang kini menjadi staf komunikasi kepresidenan sempat memberitakan kedatangan Nix untuk Manila Times.

Jose sendiri membantah bahwa pihaknya bekerja sama dengan SCL maupun Cambridge Analytica. Ia mengaku meski menyukai ide-ide Nix, tapi timnya "tak mampu membayar seorang konsultan sepertinya". Tetapi, Jose berkata ia terinspirasi ide-ide tersebut.

3. Data milik lebih dari satu juta pengguna mungkin disalahgunakan oleh Cambridge Analytica

Bertemu Bos Cambridge Analytica, Tim Sukses Duterte Jadi Sorotantwitter.com/camanalytica

Mike Schroepfer, kepala unit teknologi Facebook, mengungkap bahwa mungkin ada sekitar data milik 1.175.870 pengguna Facebook yang digunakan tanpa izin oleh Cambridge Analytica. Jumlah pengguna Facebook di Indonesia yang datanya bocor juga mencapai angka itu.

Berdasarkan laporan Rappler, Nix dikutip oleh Egco sempat berkata: "Sementara TV terus mendominasi lanskap kampanye, cara paling kuat untuk memenangkan pemilu adalah membuat orang-orang berkampanye untukmu. Alih-alih menggantungkan kepada survei politik, pakar strategi kampanye harus memakai data-data itu untuk mempengaruhi perilaku seseorang."

Sementara itu, menurut reportase Quartz, sebuah dokumen dari tahun 2013 mencantumkan pernyataan SCL bahwa firma konsultan tersebut membantu mengubah citra seorang kandidat sebagai "pria kuat dan tanpa basa-basi". Tidak jelas siapakah kandidat yang dimaksudkan dalam dokumen itu.

Baca juga: Pastikan Kebocoran Data, Facebook Hubungi 87 juta Penggunanya

Topik:

Berita Terkini Lainnya