Berkedok Penggalangan Dana, Para Jutawan Ini Lakukan Pelecehan Seksual

Seorang reporter menyamar lalu menulis apa yang ia lihat dan dengar.

London, IDN Times - Dorchester Hotel merupakan salah satu tempat eksklusif di London. Hanya acara tertentu yang bisa diadakan di sana, salah satunya adalah Presidents Club Charitable Trust—sebuah makan malam penggalangan dana yang dihadiri oleh orang-orang penting dan bergelimang harta.

1. Di acara khusus laki-laki itu, para perempuan dijadikan obyek pelecehan seksual

Berkedok Penggalangan Dana, Para Jutawan Ini Lakukan Pelecehan SeksualFinancial Times

Madison Marriage, reporter Financial Times, mengisahkan bahwa makan malam para pria elite tersebut menggelitik rasa penasaran. Sebabnya adalah Presidents Club Charity Dinner sudah digelar selama 33 tahun di tempat yang sama. Namun, anehnya, tidak ada pemberitaan signifikan apapun tentang itu.

Apalagi makan malam tersebut hanya mengundang para pria. Rupanya, perempuan hanya diizinkan masuk ke dalam ruangan bila mereka adalah panitia atau hostes berjumlah 130 orang yang menerima serta menjamu undangan. Oleh karena itu, Marriage harus menyamar untuk mengetahui jalannya acara.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 24 Januari, Marriage menuliskan dengan detil apa yang ia lihat dan dengar. Para hostes tidak diperlakukan dengan hormat. Mereka justru dilecehkan karena banyak undangan yang tak hanya menggoda atau meraba-raba tubuh mereka, tapi juga mengajak tidur.

Bahkan, seorang hostes mengaku ada undangan yang memperlihatkan penisnya saat acara berlangsung. Marriage pun melihat mereka sengaja meletakkan tangan ke dalam rok hostes. Sedangkan yang lain menerima komentar seksual seperti menyuruh mereka untuk menari di atas meja.

Baca juga: Forum Ekonomi Dunia, Justin Trudeau Angkat Isu Pelecehan Seksual

2. Mereka harus memakai pakaian seksi dan memahami bahwa ada undangan yang "mengganggu"

Berkedok Penggalangan Dana, Para Jutawan Ini Lakukan Pelecehan SeksualFinancial Times

Persyaratan untuk menjadi hostes pada acara makan malam itu antara lain, tinggi, langsing dan cantik. Ketika sudah terpilih, tulis Marriage, para hostes diberikan panduan singkat. Misalnya, mereka wajib memakai sepatu hitam seksi, pakaian dalam hitam, gaun pendek ketat berwarna hitam. Kemudian, mereka harus mengenakan sebuah sabuk hitam tebal yang mirip korset. 

Seorang perempuan yang bertanggungjawab untuk memandu para hostes menginstruksikan untuk membuat pebisnis Inggris dan asing, bangsawan, politisi, penguasa, taipan properti, produser film dan chief executive tetap senang—dan tuangkan minum jika diperlukan.

Perempuan bernama Caroline Dandridge itu juga mengingatkan para hostes bahwa ada undangan yang mungkin "mengganggu" atau berusaha membuat hostes "marah". Ia berkata di hadapan hostes untuk memahami tugas mereka malam itu.

"Beberapa perempuan mencintai pekerjaan ini, dan yang lainnya menganggap ini pekerjaan terburuk sepanjang hidup mereka dan takkan mau melakukan lagi. Kamu hanya harus bertahan dengan para pria mengganggu dan jika bisa melakukannya maka tak ada masalah," ujarnya.

Ironisnya, para undangan menerima brosur yang mengingatkan mereka untuk tidak melakukan pelecehan dalam bentuk apapun kepada tamu lain maupun staf. Keberadaan brosur itu sendiri sudah problematik, ditambah dengan bagaimana para undangan sengaja tidak mematuhinya.

3. Beberapa pihak, termasuk perdana menteri Inggris, angkat bicara

Berkedok Penggalangan Dana, Para Jutawan Ini Lakukan Pelecehan SeksualFinancial Times

Hasil reportase Marriage menjadi viral dalam seketika. Bukan hanya karena ia mendeskripsikan apa saja pelecehan seksual yang dilakukan para pria yang mengaku ingin membantu "anak-anak tak beruntung", tapi juga karena ia menyebutkan siapa saja mereka.

Marriage, misalnya, menulis bahwa WPP yang merupakan konglomerat iklan dunia menjadi sponsor sebuah meja dalam beberapa tahun terakhir. Sponsor lain datang dari korporasi seperti CMC Markets dan Frogmore.

Selain itu, Marriage juga mendapati orang-orang penting di dunia finansial seperti petinggi Barclays dan Duet Group turut hadir dalam acara itu. Bahkan, dalam sebuah brosur, pria yang berhasil menyumbang jumlah tertentu berkesempatan makan siang dengan Boris Johnson, Menteri Luar Negeri Inggris.

Terungkapnya perangai buruk para pria elite yang selama bertahun-tahun didiamkan ini menjadi tamparan tersendiri bagi sejumlah pihak. Para hostes adalah perempuan berusia 18 hingga 23 tahun yang dibayar Rp 3,4 juta. Mereka bersedia mengambil pekerjaan itu karena sangat membutuhkan uang.

Juru bicara Perdana Menteri Inggris, mengatakan bosnya merasa tak nyaman setelah membaca artikel Marriage. Ia mengatakan Boris Johnson tak mengetahui apa acara itu sebenarnya. 

Para pendonor juga punya kesempatan menikmati teh bersama gubernur Bank of England, Mark Carney. Namun, seperti dilaporkan Sydney Morning Herald, pejabat di lembaga itu membantah pihaknya sudah setuju untuk terlibat.

Presidents Club sendiri mengklaim telah mengumpulkan beberapa juta pounds untuk anak-anak tak beruntung. dan akan menginvestigasi secara penuh agar ada tindakan tepat yang diambil.

Sedangkan Dandridge mengklaim tak tahu sama sekali tentang adanya laporan pelecehan seksual. Marriage sendiri mengaku menjadi korban juga, tapi menolak untuk menulis dengan detil karena ingin fokus terhadap apa yang dialami hostes lainnya.

Baca juga: Larry Nassar, Predator Seks yang Dihukum Penjara 175 Tahun

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya