Di Jepang, Barang Hilang Hampir Pasti Kembali

Negeri Sakura punya sistem pelaporan barang hilang yang baik.

Kehilangan barang tentu bukan sesuatu yang kita inginkan, apalagi jika barang tersebut berharga. Saat kita kehilangan barang, ada kekhawatiran besar takkan mendapatkannya kembali. Namun, tidak begini ceritanya di Jepang. Negeri Sakura barangkali menjadi surganya barang hilang. Sebagian besar barang yang hilang hampir pasti kembali kepada sang pemilik.

Tak peduli berapa harganya, sebagian besar barang pasti kembali.

Di Jepang, Barang Hilang Hampir Pasti KembaliJJ O'Donoghue/Al Jazeera

Cerita mengenai kembalinya barang hilang di Jepang, tak peduli seberapa remeh atau berharganya, sudah terbilang umum. Namun, tetap saja ada rasa ingin tahu yang menggelitik mengapa hal ini bisa terjadi ketika di negara-negara lain si pemilik harus mengikhlaskan kepemilikannya.

Al Jazeera mencontohkan salah satu pelajar asing yang kehilangan handphone di dekat Gunung Aso pada Februari 2017. Dua bulan kemudian, ia menerima surat dari kantor polisi yang jaraknya 500 km dari tempat tinggalnya di Kyoto.

Surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa seorang pendaki menemukan handphone tersebut. Beberapa minggu kemudian polisi mengirimkannya ke alamat pelajar itu. Bahkan, pada 2016 kepolisian Jepang menerima uang tunai dengan total sebesar Rp 426 miliar yang ditemukan oleh warga.

Menurut Japan Times, 3/4 dari jumlah tersebut kembali kepada para pemilik sahnya. Bahkan, jumlah uang tunai  yang diterima polisi pada 2015 jauh lebih mencengangkan yakni sebesar Rp 12,363 triliun. Ini membuktikan bahwa warga Jepang masih mencintai uang tunai dan bahwa mereka berniat baik untuk mengembalikan apa yang bukan miliknya.

Baca Juga: Di Jepang, Hanya Pemilik Lahan Parkir yang Boleh Punya Mobil

Jepang memiliki sistem pelaporan kehilangan yang baik.

Di Jepang, Barang Hilang Hampir Pasti KembaliJapan Times

Mark D West seorang penulis buku yang berjudul "Law in Everyday Japan: Sex, Sumo, Suicide and Status". Kepada Al Jazeera, West mengatakan bahwa Jepang adalah surganya barang hilang. Menurut pengamatannya, Negeri Sakura memiliki manajemen kehilangan barang yang baik.

Ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap berjalannya manajemen itu. "Jepang telah mengembangkan sebuah hukum yang sangat maju, orang-orang tahu bahwa penemu barang hilang bisa mendapatkan imbalan dari pemiliknya," kata West. Bahkan, kata dia, mereka tahu tempat pengembalian seperti koban atau ke tempat barang hilang di pusat perbelanjaan.

Koban adalah nama lain dari kotak milik polisi yang menjadi tempat orang-orang bisa meletakkan barang yang mereka temukan. Ada sekitar 6.000 koban di seluruh Jepang, baik di area perkotaan maupun pedesaan. Ini memudahkan siapapun yang ingin melaporkan penemuan barang hilang.

Koban juga menjadi tempat yang dituju orang-orang ketika mereka merasa kehilangan barang. Efektivitas penggunaan koban didukung oleh peran orangtua, guru serta polisi yang menyosialisasikan koban kepada anak, pelajar dan siapa saja yang berada di Jepang.

Barang yang diterima polisi, mulai dari payung, handphone, hingga uang, akan disimpan hingga tiga bulan sampai menemukan kembali pemiliknya. Jika sampai tiga bulan tidak ada yang mengambil, ada pengusaha toko barang hilang yang membeli dan menjualnya kembali.

Baca Juga: 14 Penemuan Kreatif dari Jepang yang Bikin Geleng Kepala

Topik:

Berita Terkini Lainnya